fbpx
Connect with us

Sosial

Serangan Monyet Ekor Panjang Rusak Separuh Lahan Pertanian di Desa Purwodadi

Diterbitkan

pada

BDG

Tepus,(pidjar.com)–Serangan monyet ekor panjang masih terus menghantui masyarakat di wilayah Gunungkidul. Bahkan beberapa pekan terakhir ini, kondisi semakin parah di mana ribuan kera secara massif menyerang ladang milik warga. Di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, hampir separuh ladang di kawasan ini rusak akibat serangan monyet ekor panjang.

Kasi Pemerintahan Desa Purwodadi, Suyanto menjelaskan, separuh lahan pertanian milik petani rusak akibat diserang monyet ekor panjang. Bahkan belakangan ini, serangan justru semakin menjadi-jadi. Para petani pun semakin kewalahan dalam menangani dan melakukan langkah antisipasi.

“Sekarang justru semakin parah, ada sekitar 1000 hektare lahan warga rusak karena diserbu kawanan monyet ekor panjang. Untuk titiknya berpindah-pindah,” kata Suyanto, Selasa (17/03/2020).

Adapun mayoritas lahan yang diserang yakni ladang tanaman jagung, kacang dan kedelai. Buah yang dihasilkan tanaman tersebut rusak di pohonnya dan tidak sedikit yang kemudian berserakan di tanah dengan kondisi hanya tinggal sebagian.

Menurutnya, tak hanya di ladang saja. Serangan monyet ekor panjang juga merambah ke pekarangan milik warga. Buah-buahan dan tanaman jenis lain dirusak oleh kawanan monyet ini. Kerugian yang ditanggung para petani pun semakin membengkak.

Berita Lainnya  Lahan Pertanian Mengering, Petani Patuk Pilih Pangkas Tanaman Padi Berusia 2 Bulan Untuk Pakan Ternak

“Pekarangan belakang rumah saya saja tanaman klengkengnya ludes karena serangan monyet ini,” keluh dia.

Dari para petani pun sejak beberapa waktu mengatur strategi. Di mana secara bergantian mereka menunggui ladang masing-masing dan di sekitarnya. Untuk pemasangan jaring sebenarnya sudah dilakukan, tapi juga sering dirusak oleh hewan tersebut.

“Kemarin BKSDA sudah melakukan pengecekan. Untuk solusi sendiri masih dalam pembahasan. Ini sebenarnya sudah sangat merugikan dan terus berulang, kasihan to para petani terus rugi dengan adanya serangan binatang,” imbuh dia.

Sementara itu, warga Padukuham Wareng, Desa Kepek, Kecamatan Saptosari, Sutaryono menceritakan, meski telah memasuki musim penghujan, serangan monyet ekor panjang (MEP) di wilayahnya masih saja membabi buta. Para petani pun harus merelakan sebagian tanaman mereka rusak akibat ulah kawanan hewan itu. Seperti misalnya yang terjadi di lahan miliknya dan disekitarnya, tanaman jagung yang baru saja tumbuh langsung rusak parah.

Berita Lainnya  Nasib Warga Temuireng yang Mulai Kelabakan Peroleh Air Bersih

“Sudah terjadi sekitar tiga tahun terakhir. Biasanya sih ndak ada kejadian seperti ini. Musim tanam yang sekarang ini justru semakin parah. Jagung baru tumbuh buahnya sudah banyak yang rusak dan berceceran di tanah,” terang Sutaryono.

Menurutnya, serangan MEP ini hampir terjadi di seluruh ladang petani yang berada di Desa Kepek, khususnya lahan yang menuju arah pantai Ngobaran dan sekitarnya. Kerugian yang ditanggung para petani pun tergolong besar, mengingat biaya tanam dan perawatan sekarang sangat mahal. Namun untuk hasil panen yang didapat tidak lah sebanding.

“Jelas turun drastis dibandingkan dengan panenan di tahun-tahun sebelumnya. Yang sekarang ini justru parah sekali serangannya,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler