Sosial
Tekan Kebocoran Retribusi, Dinas Pariwisata Pasang CCTV di TPR






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Untuk mengantisipasi adanya kebocoran retribusi, Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul memasang CCTV pada Tempat Pemungutan Retribusi (TPR). Hal ini juga dilakukan untuk mempermudah kontroling terhadap sejumlah petugas yang berjaga.
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada bulan Oktober 2016 lalu, Dinas Pariwisata Gunungkidul dibuat gempar dengan adanya kasus pungli yang dilakukan oleh PNS Kabupaten Gunungkidul Dwi Jatmiko dimana saat itu terdakwa menjadi Koordinator Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) wisata di Pos Jalur Jalan Lintas Selatan.
Akibat kecurangan yang dilakukannya, dia ditangkap oleh Tim Sapu Bersih (Saber) Polres Gunungkidul. Adapun barang bukti yang diamankan uang tunai sebesar Rp9,5 juta, karcis masuk pariwisata hingga sejumlah dokumen yang dimiliki di TPR tersebut.
Menghindari hal tersebut terjadi kembali, Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul pun akhirnya melakukan pemasangan CCTV di sekitar lokasi TPR. Apa yang dilakukan merupakan bentuk perbaikan terhadap apa yang pernah terjadi, sehingga dengan adanya CCTV ini membuat pihaknya lebih mudah dalam melakukan kontroling pegawai.
"CCTV telah terpasang sejak 2016 silam. Kita dapat melihatnya melalui smartphone. Jadi lebih mudah dalam melakukan kontrol," kata Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono, Jumat (16/02/2018).







Ditambahkan dia, dengan adanya pemantauan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kinerja para pegawai yang sedang bertugas. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi adanya kebocoran retribusi wisata yang nantinya berdampak pula pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) pariwisata.
Tak hanya itu, pihaknya saat ini juga sendang gencar melakukan sidak stock opname disetiap loket retribusi. Secara teknis, petugas melakukan pencocokan langsung antara tiket yang laku dan tersedia dengan jumlah uang yang ada.
"Kita cocok-cocokan sama petugas, ada tiket berapa, uang berapa dan sisa tiket berapa," imbuh Harry.
Meskipun tidak menyebutkan secara gamblang, pihaknya mendapati adanya keganjilan dalam sidak tersebut. Namun demikian, hal itu digunakan untuk koreksi internal guna peningkatan pelayanan yang lebih baik.
"Kalau ada tentu menjadi bagian evaluasi dan pembinaan kami," pungkas dia.