Pemerintahan
Waspadai Makanan Kadaluarsa dan Mengandung Bahan Berbahaya Yang Beredar Jelang Hari Raya
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pada bulan puasa ini, seperti biasanya banyak digunakan oleh para pedagang tiban untuk menjajakan jajanan untuk santap baik berbuka maupun sahur. Tanpa menuduh adanya pedagang nakal, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menghimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang hendak dikonsumsi.
Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Priyanta Madya Satmaka mengatakan bahwa ada kekhawatiran terkait beredarnya makanan berbahaya pada momentum puasa ini. Terlebih lagi menjelang lebaran tiba banyak bermunculan paket-paket parsel yang dijual dengan harga murah.
"Jangan tergoda dengan harga murah, karena ada indikasi barang-barangnya kadaluarsa. Biasanya temuan kami seperti itu, karena parsel kan terbungkus jadi tanggal kadaluwarsanya tidak bisa diperiksa," kata Priyanta, Jumat (18/05/2018).
Selain itu, Priyanta juga menyinggung trend munculnya pasar tiban. Meskipun tidak menyebut secara gamblang, banyaknya pasar tiban juga berpotensi menjadi lokasi peredaran makanan berbahaya. Dalam artian makanan yang terutama jauh dari bahan kimia pengawet maupun pewarna berbahaya lainnya.
"Kami sering memberikan sosialisasi terhadap masyarakat penyuluhan kepada mereka untuk dapat memilih makanan yang sekiranya jauh dari bahan pengawet," imbuh dia.
Kemunculan pasar tiban di sejumlah wilayah termasuk di pedesaan juga direspon oleh Dinas Kesehatan. Diantaranya, yakni dengan mendorong Puskesmas untuk berperan aktif dalam membantu mengawasi makanan yang beredar di masyarakat.
Disinggung mengenai sidak ke lapangan, Priyanta mengatakan bahwa pihaknya memang akan melakukan pemantauan menjelang lebaran tiba. Saat ini, dinas juga telah menerima surat dari BPOM untuk mengirimkan personel dalam pemantauan kondisi peredaran pangan di Gunungkidul.
"Menjelang lebaran pantauan akan kami lakukan. Jika ada temuan kita usahakan pembinaan terlebih dahulu," terangnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang makanan takjil, Tumiyem mengaku selama ini belum ada pemeriksaan oleh pemerintah. Namun demikian dirinya memilih mencari aman dengan menjaga kwalitas jajanan yang dijualnya.
"Sebaik mungkin saya berusaha menjaga kwalitas dagangan saya daripada nanti jadi masalah di belakang," pungkas dia.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan7 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis4 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis4 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials