fbpx
Connect with us

Sosial

Sejak Puluhan Tahun Lalu Sumur Ini Jadi Pahlawan saat Musim Kemarau Tiba

Diterbitkan

pada

BDG

Semin,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebuah sumur di Padukuhan Karangpilang Lor, Desa Rejosari, Kecamatan Semin bak menjadi pahlawan saat musim kemarau tiba. Pasalnya, sumur tersebut mampu mencukupi air bagi puluhan kepala keluarga yang tinggal disekitar lokasi. Meski warga harus berjuang dengan menimba air dan membawanya kerumah menggunakan jeriken serta wadah air lainnya karena jarak sumur dengan rumah warga cukup jauh.

Pantauan di lokasi, beberapa warga yang telah sampai di sekitar sumur kemudian menimba air menggunakan ember yang diikat tali. Kemudian warga lainnya saling bertegur sama dan melakukan obrolan ringan untuk mengisi waktu sembari menunggu giliran menimba air.

Salah seorang warga Karangpilang Lor, Lasimin mengatakan, di wilayahnya sebenarnya ada dua sumur yang biasa digunakan masyarakat untuk mencukupi kebutuhan air ketika musim kemarau tiba. Namun sumur dimana ia mengambil air ini menjadi pilihan warga karena kejernihan airnya.

Berita Lainnya  Vaksinasi Ala TNI AU, Peserta Bahkan Tak Perlu Sampai Turun Dari Kendaraan

“Kami sudah 5 bulan merasakan kekeringan. Saat musim penghujan warga di sini menggunakan mesin pompa, tapi saat musim kemarau hasil kesepakatan hanya diperbolehkan menggunakan timba (tali dan ember kecil),” ujar dia, Selasa (10/09/2019).

Ia menjelaskan, sumur yang memiliki diameter sekitar 2 meter dengan kedalaman 10 hingga 15 meter tersebut dimanfaatkan oleh sekitar 42 kepala keluarga sejak puluhan tahun silam. Air dari sumur tersebut kemudian dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga seperti masak dan mencuci.

“Dari pagi hingga kadang sampai malam warga mengambil air, tetapi airnya tidak habis, kalau berkurang memang berkurang tetapi tidak sampai habis,” katanya. 

Warga lainnya, Aan Suryani mengaku setiap hari bisa belasan kali mengambil air bersih di sumur tersebut untuk kebutuhan air bersih keluarganya. Meski jarak rumahnya tergolong jauh sekitar 300 meter, dirinya mengaku bersyukur airnya tidak habis saat musim kemarau.

Berita Lainnya  Dampak Corona, Puluhan Job Pekeja Seni Dibatalkan

“Warga disini tidak ada yang membeli air dari tangki swasta karena sumbernya sudah memenuhi kebutuhan,” ujarnya. 

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy  Basuki menjelaskan, saat ini anggaran droping air yang dimiliki  semakin menipis. Selama ini pihaknya telah menyalurkan sekitar 1.560 tangki air bersih kepada masyarakat di Gunungkidul.

“Dari alokasi Rp 530 juta sudah banyak digunakan dan diperkirakan sisa 440 tangki atau akhir September ini,” ujar Edy.

Kendati anggaran yang dimiliki sudah menipis, Namun Edy mengaku tidak khawatir karena masih memiliki anggaran cadangan di belanja dana tak terduga. Namun untuk mengakses dana ini, BPBD harus meningkatkan status menjadi darurat kekeringan.

Berita Lainnya  Berdalih Untuk Ruwatan, Pentas Wayangan Dibubarkan Petugas

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler