Sosial
Sistem Tumpangsari Diharapkan Mampu Berikan Keuntungan Bagi Petani di Musim Kemarau
(Pidjar.com)–Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengembangkan program demplot penanaman tumpangsari pertanaman (Turiman) padi jagung kedelai shorgum (Pajalesho) di sejumlah lokasi pertanian. Progam ini diharapkan mampu memberi keuntungan pagi para petani, baik variasi hasil panen maupun keuntungan jenis lainnya.
Ketua Kelompok Tani Adi Sutrisno mengungkapkan pada musim tanam kedua ini, para petani yang tergabung dalam kelompok taninya mulai menerapkan program tumpangsari dalam pertanian. Lahan seluas 2 hektar yang ada mulai ditanami palawija seperti padi jenis inpari 42, inpari 43, inpari 24, situbagendit, jagung P36, Bisi 2, kedelai Dega 1, dan Shorgum Manis Bioguna.
“Musim tanam kedua ini lahannyang ada sudah diolah dan ditanami benih varietas unggul. Dimulai sejak 3 April 2020 lalu,” kata Adi Sutrisno.
Sistem lain juga diterapkan dalam kegiatan pertanian oleh warga Sidorejo tersebut. Dosis pemupukan pun juga dihitung secara detail sesuai dengan arahan. Sistem tumpangsari yabg tengah digencarkan oleh pemerintah ini mmerupakan pola tanam dalam menudukyng peningkatan indeks pertanian di lahan kering. Sebagaimana diketahui, mayoritas lahan di Gunungkidul merupakan lahan kering tadah hujan, sehingga kegiatan pertanian (penanaman) agak terbatas. Untuk itu perlu adanya terobosan baru yang diterapkan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan pengembangan demplot pajalesho ini merupakan kegiatan untuk mendukung seasembada pangan di Ginungkidul. Pekan lalu, dinas bersama BPP melakukan monitoring pengembangan IP padi seluas 2 hektare, Pola tanam Pajale (Validasi Katam) seluas 2,8 ha, serta Kajian Turiman Pajalesho seluas 2 ha di lahan tadah hujan wilayah kecamatan Ponjong.
“Meskipun tahun ini rata rata musim tanam mundur, tapi terlihat pertanaman terawat pertumbuhanya juga baik. Sistem yang dijalankan juga baik,” ucapnya.
Diharapkan dengan sistem yang diterapkan oleh petani menjadikan panen lebih maksimal sehingga meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
“Keuntungan menerapkan sistem tumpangsari petani bisa panen beragam tanaman palawija (jagung, kedelai, padi) dalam satu musim yang sama. Petani terus kami berikan motivasi untuk penerapan sistem ini,”jelas Raharjo.
Menurutnya, inovasi teknologi pertanian haruslah digaungkan dan dibumikan bersama-sama oleh peneliti-penyuluh pertanian dan stakeholder terkait sehingga target swasembada pangan dapat tercapai. Hasil melimpah dan keuntungan yang didapat pun juga sebanding dengan kerja keras yang dilakukan. Selain itu, sistem perpompaan pun juga harus diperhatikan agar membantu ketersediaan air yang dibutuhkan.
-
Politik1 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan