Pemerintahan
Sejumlah Tanki Milik BPBD Alami Kerusakan, Droping Air Tersendat






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul mulai melakukan droping air ke sejumlah kapanewon di Gunungkidul untuk mengatasi kekeringan pada tahun ini. Kendati demikian, muncul kendala lantaran sejumlah tanki yang dimiliki mengalami kerusakan parah.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, dalam melakukan droping air pihaknya hanya bisa mengandalkan 4 dari 7 armada yang dimiliki. Hal ini terjadi lantaran dua diantaranya mengalami kerusakan parah sedangkan satu lainnya rusak ringan.
“Mobil tangki kita itu ada tahun 2010 dan tahun 2012, memang sudah tua usianya. Jadi sudah seharusnya diganti yang baru. Untuk mobil dari kapanewon masih ada 10 mobil,” ucap Edy kepada wartawan baru-baru ini.
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sudah meminta kepada Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) terkait masih adanya 10 tangki milik pemkab yang bisa ditarik dari kapanewon. Hal itu diharapkan dapat menjadi solusi sementara terkait rusaknya tanki milik BPBD.
Ia menambahkan, droping air bersih mulai Selasa (22/07/2020) lalu. Rencananya penyaluran akan terus dilakukan sesuai dengan permintaan resmi dari masyarakat. Ia meminta kepada masyarakat agar membuka akses menuju masuk kampung maupun kalurahan.







“Saat muncul pandemi corona, banyak jalan masuk ke perkampungan ditutup guna antisipasi penyebaran virus tersebut. Kami berharap ada akses kami masuk,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Aset, BKAD Gunungkidul, Prihatin Eka Widada mengatakan, pihaknya belum akan menarik tangki milik pemkab yang ada di kapanewon. Hal itu dikarenakan masih digunakan sebagai persiapan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
“Kemungkinan baru tahun 2021 mendatang aset mobil tangki akan ditarik,” ucap dia.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, kekeringan terjadi di 8 kapanewon dari 18 kapanewon yang ada sudah mengalami kekeringan. Adapun Kapanewon yang terdampak kekeringan diantaranya, Girisubo, Paliyan, Purwosari, Rongkop, Saptosari, Semanu, dan Tanjungsari.
Untuk kapanewon yang sudah meminta bantuan air bersih, Kapanewon Rongkop, Girisubo, Semanu, dan Purwosari. Untuk total padukuhan yang terdampak ada 262 padukuhan.