Connect with us

Pemerintahan

Mewaspadai Ancaman Predator Seksual Yang Ancam Anak-anak Gunungkidul

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur kerap terjadi di tanah air, termasuk pula di Kabupaten Gunungkidul. Ironisnya, pelaku yang cukup besar melakukan kekerasan pada anak adalah orang terdekat si anak ini sendiri.

Berkaca pada data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3KBPMD) Gunungkidul, diantara jenis kekerasan pada anak yang masuk, mayoritas yang terjadi adalah kekerasan seksual. Hal ini tentunya menjadi keprihatinan karena dampak kejahatan tersebut sangat besar dan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Selama 2015-2017, angka kekerasan terhadap anak mencapai jumlah 89 kasus. Dari jumlah ini, sekitar 80 persen diantaranya ialah tindakan kejahatan seksual. Setiap tahunnya, angka kekerasan terhadap anak sendiri mengalami fluktuasi. Pada 2015 misalnya, kekerasan terhadap anak yang terjadi berjumlah 18 kasus, 13 diantaranya merupakan kekerasan seksual. Namun tahun 2016 angka tersebut melonjak tajam hingga 43 kasus kekerasan dengan 36 diantaranya kasus kekerasan seksual.

Berita Lainnya  Penyempurnaan Pasar Legundi Dianggarkan Miliaran Rupiah dari DAU dan DAK

"Tahun 2017 kemarin kembali turun menjadi 28 kasus kekerasan. Tapi kekerasan seksual masih tetap paling tinggi dibanding fisik dan psikis, yakni 17 kasus seksual," terang Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, DP3KBPMD Gunungkidul Rumi Hayati, Jumat (09/03/2018).

Banyak pelaku dari kasus kekerasan seksual terhadap anak adalah orang terdekat seperti keluarga, tetangga, dan pengasuh. Mereka rentan mengalami kekerasan karena anak sangat mudah terpengaruh oleh iming-iming pelaku terlebih bila memiliki hubungan keluarga. Selain itu, korban juga takut melaporkan apa yang dialami karena diancam kekerasan.

Dampak kekerasan terhadap anak sama sekali tidak bisa dianggap sepele. Perlakukan kejam yang diterimanya bisa berimbas tak hanya pada kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Tak heran, jika gangguan psikisnya telah terganggu, anak bisa saja menyakiti diri sendiri dan takut menghadapi dunia luar.

Berita Lainnya  SDM Kurang di Tengah Zaman Serba Online, Pemkab Segera Buka Lowongan THL di Bidang Teknologi Informasi

"Dikhawatirkan akan membentuk trauma pada sang anak. Karena korban kekerasan seksual membutuhkan waktu pemulihan yang tidak sebentar dan harus berkelanjutan," jelas Rumi.

Kekerasan Seksual Anak Seperti Fenomena Gunung Es

Lebih lanjut ia menjelaskan, data yang telah dipaparkan tersebut, merupakan data yang terpantau saja. Kekerasan seksual pada anak, dinilainya seperti fenomena gunung es. Dimana yang terlihat hanya bagian puncaknya saja, sementara bagian dalamnya lebih luas dan sulit terdeteksi.

Rumi yakin, di luar sana masih banyak tindak kekerasan seksual anak yang tidak dilaporkan. Kesulitan dalam pengungkapan tindak pidana kekerasan seksual anak, salah satunya disebabkan orang tua yang tidak mendukung anaknya mengungkap kejadian yang dialaminya.

Berita Lainnya  Pemerintah Mulai Tahap Sosialisasi, Beraktifitas Tak Pakai Masker Akan Segera Disanksi

"Rasa malu pada korban, trauma dan kurangnya dukungan dari lingkungan di sekitar korban yang menjadi masalahnya," tutur dia.

Padahal, dengan melaporkan kejadian yang menimpanya, Rumi menjamin penuh adanya perlindungan terhadap korban. Pihaknya juga bekerja sama dengan lembaga terkait dalam membantu memulihkan apa yang dialami anak, baik luka/kecacatan fisik maupun trauma dan gangguan mental.

Adapun langkah pertama anak-anak agar terhindar dari tindakan kekerasan ada di tangan orangtuanya sendiri, yakni dengan tidak melakukan kekerasan terhadap anak. Penting juga bagi anak diberikan akses informasi yang akurat tentang orientasi seksual dan identitas gender, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial dan institusi sekolah.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler