Connect with us

Pemerintahan

Rawan Terjadi Bencana, 4 Titik Ini Jadi Fokus Mitigasi Pemerintah

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Badan Penanggulangan Bencana Daerah DIY terus menggencarkan sosialisasi kaitannya dengan mitigasi bencana. Sejumlah wilayah di Kabupaten Gunungkidul sendiri tak luput menjadi sorotan BPBD DIY sebagai sasaran sosialisasi. Di Gunungkidul sendiri, terdapat sejumlah titik yang menjadi perhatian khusus institusi pengantisipasi kebencanaan.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, salah satu elemen yang sangat penting dalam mitigasi bencana adalah pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana). Melalui adanya Destana ini, masyarakat dilatih untuk tahu dan paham apa yang harus dilakukan manakala terjadi bencana. Dengan pengetahuan ini, maka nantinya, jumlah korban ketika terjadi bencana bisa ditekan seminimal mungkin.

Menurut Edy, saat ini di Gunungkidul, baru ada 54 destana yang terbentuk. Ia sampaikan, pembentukan destana sendiri difokuskan pada desa-desa yang memiliki tingkat kerawanan tinggi. Ada 4 tipe kawasan yang menjadi parameter prioritas pembentukan destana sehingga mendapatkan fokus untuk dibentuk destana tersebut.

Berita Lainnya  Dihajar Hingga Babak Belur Sebelum Uang Gaji Sebagai Pelayan Lesehan Dirampas, Ini Kesaksian Korban Begal di Kali Pentung

“Kami fokuskan pada pesisir pantai, pinggiran Kali Oya, sisi tengah rawan banjir dan sisi utara Kabupaten Gunungkidul yang rawan longsor,” ujarnya.

Setiap tahunnya, Edy mengaku baru bisa mengukuhkan sembilan hingga sepuluh desa di Kabupaten Gunungkidul yang menjadi destana. Sehingga pihaknya menarget, sasaran seluruh desa di Kabupaten Gunungkidul menjadi destana pada tahun 2027.

“Desa yang memiliki potensi bencana sangat kecil seperti Desa Wonosari dan Desa Kepek memang nanti-nanti dulu. Tapi kalau desa di pesisir selatan dan utara hampir 90% sudah menjadi destana,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD DIY, Lilik Andriyanto bersama BPBD Kabupaten Gunungkidul dan unsur akademisi dari Fakultas Geografi UGM selama dua hari berturut-turut, Senin hingga Selasa kemarin memberi sosialisasi kaitannya dengan mitigasi bencana. Sosialisasi sendiri dilakukan di hadapan Camat dan perangkat desa se Kabupaten Gunungkidul. DIY sendiri memang terdiri dari kawasan-kawasan yang cukup rawan bencana.

Berita Lainnya  Sempat Digegerkan Kepulan Asap Tebal, Kantor BRI Unit Ponjong Nyaris Terbakar

“Di DIY, di utara ada Merapi, turun ke bawah ada angin puting beliung, ke bawah lagi ada ancaman gempa, ke bawah lagi ada kekeringan ada ancaman banjir, dan tanah longsor dan tanah ambles. Potensi-potensi ini membutuhkan kesiapsiagaan masyarakat karena ada yang bersifat insidental dan siklus,” ujar Lilik.

Lebih lanjut ia mengatakan, Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi bencana seperti gempa, tsunami, tanah longsor, tanah ambles, kekeringan bahkan banjir di musim penghujan. Untuk itu, pihaknya memberikan pemahaman penyebab-penyebab dari potensi bencana tersebut secara detail dan upaya mitigasinya.

“Mereka kami ajak mengenali macam-macam bencana yang berpotensi di Kabupaten Gunungkidul. Setelah mereka memahami, kami harapkan jika terjadi sesuatu resiko bisa ditekan sekecil mungkin karena menularkan ilmunya kepada masyarakat setempat,” imbuhnya.

Selain sosialisasi, juga terus membentuk masyarakat desa untuk menjadi masyarakat desa tangguh bencana (destana). Namun demikian, destana sendiri hanya difokuskan pada daerah yang memang rawan terjadi bencana.

Berita Lainnya  Sumbang Ratusan Ribu Benih Lele, Gandung Pardiman: Biar Jadi Pelipur Lara Warga

“Memang belum semua desa di DIY merupakan destana, untuk itu salah satu upaya pemahaman kami lakukan sosialisasi,” kata dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler