Sosial
Idul Adha Masih Sebulan Lagi, Harga Hewan Ternak Mulai Merangkak Naik






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Menjelang hari raya Idul Adha yang jatuh pada 31 Juli 2020 mendatang, aktifitas penjualan ternak di pasar hewan mulai mengalami peningkatan. Bahkan meski hari raya masih 1 bulan lagi, harga ternak sudah berangsur mulai mengalami kenaikan.
Kepala Bidang Pasar, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Ari Setiawan menuturkan, berdasarkan pantauan di Pasar Hewan Munggi, Kapanewon Semanu dan Pasar Siyonoharjo, Kapanewon Playen, aktifitas penjual dan pembeli mulai meningkat. Keramaian sendiri sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Banyak dari mereka yang mulai bertransaksi sebagai persiapan kurban.
Kendati demikian, memang dengan kondisi yang sekarang ini agak berbeda dengan aktifitas tahun lalu. Baik pedagang dan ternak yang masuk maupun pembeli yang datang sedikit berkurang. Namun begitu, untuk harga sendiri jika dibandingkan dengan hari biasa juga sudah mulai ada perubahan. Harga sapi sendiri perlahan merangkak naik hingga mencapai 17 jutaan. Meski naik, namun jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kenaikan yang terjadi masih belum signifikan. Dalam periode yang sama pada tahun sebelumnya, harga sapi sudah mencapai lebih dari 19 juta rupiah.
“Menjelang Idul Adha ini harga ternak berangsur naik,” ucap Ari Setiawan.
Sebagai langkah persiapan Idul Adha dan pengawasan jual beli ternak, dari dinas mulai menerapkan sejumlah upaya. Pengecekan kondisi juga dilakukan oleh petugas. Pemerintah juga menyiapkan fasilitas dipping sebagai tempat sterilisasi hewan yang masuk.







Adapun kolam dipping ini dibangun di dua pasar hewan tersebut. Harapannya dengan adanya tempat sterilisasi ini, dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap ternak dari Gunungkidul. Harapannya, aktifitas jual beli kembali pulih. Mengingat beberapa waktu sebelumnya, sektor peternakan Gunungkidul memang mengalami kelesuan pasca wabah anthraks pada hewan dan kemudian juga disusul adanya pandemi corona. Hal ini menyebabkan penjualan ternak dari bumi handayani menurun drastis.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto memaparkan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan. Nantinya, petugas akan disebar untuk melakukan pengawasan dan pengecekan kesehatan pada hewan yang akan dijual.
“Pengawasan tentu ada,” jelas Bambang.
Selain itu, hewan yang akan dijual ke luar daerah tentu harus dilengkapi dengan surat yang menyatakan dari ternak sehat.
“Dipastikan sehat dan ketersediaan hewan saya kira cukup untuk kurban tahun ini,” tambahnya.