Pemerintahan
Kritik Keras DPRD Gunungkidul Untuk Pemerintah Yang Lamban Terapkan e-Ticketing Pariwisata






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Wacana Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul untuk menggunakan e ticketing di kawasan wisata nampaknya belum akan terealisasi dalam waktu dekat ini. Sejumlah kendala menjadi penyebab mandeknya program yang semula direncanakan mulai diterapkan pada awal tahun 2020 ini. Adanya penundaan penerapan e ticketing ini sendiri mendapatkan kritikan keras dari kalangan anggota DPRD Gunungkidul. Hal ini lantaran, penerapan skema ini diyakini akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata secara signifikan.
Adapun berbagai kendala yang dihadapi oleh pemerintah untuk penerapan e ticketing sendiri berkaitan dengan belum kuatnya jaringan internet di beberapa titik wisata. Belum lagi sering terjadinya pemadaman listrik di kawasan selatan yang dikhawatirkan dapat menghambat operasional serta dan masih berprosesnya pembuatan peraturan atau regulasi dari pemerintah.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul, Heri Nugroho mengkritik keras lambannya pemerintah dalam mengeksekusi program e ticketing pariwisata ini. Menurutnya, dengan berbagai keunggulannya, sekarang ini sudah saatnya bagi pemerintah menerapkan program e-ticketing untuk kawasan wisata. Pasalnya, saat ini setiap orang sudah memiliki e-money sehingga jauh lebih mudah dalam penerapannya di lapangan.
“Sudah saatnya untuk penerapan program tersebut di Gunungkidul. Nanti akan kami upayakan pertemuan dengan pemerintah dan komisi yang membidangi untuk melakukan pembahasan mengenai program e-tiketing ini agar bisa secepatnya dieksekusi,” ungkap Heri Nugroho saat dikonfirmasi.
Adapun dengan e-tiketing ini disebut Heri dapat menekan kebocoran pendapatan sektor pariwisata. Menurutnya, selama ini, potensi kebocoran pendapatan untuk pemungutan retribusi itu memang ada. Mengingat sistem yang diterapkan masih manual, dibuka 24 jam dan tanpa pengawasan yang ketat.







“Untuk kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah, harusnya segera dicari solusinya bagaimana pemecahan permasalahan itu. Ini masalah sepele kok,” imbuh dia.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono memaparkan, sampai dengan saat ini, program penerapan e-ticketing di kawasan wisata tersebut masih berproses. Program tersebut belum bisa diterapkan karena adanya sejumlah kendala. Mulai dari perlu adanya payung hukum hingga persiapan infrastruktur penunjang penerapan program e ticketing.
“Kita masih berproses untuk penerapan program tersebut,” terang Harry Sukmono.
Jaringan internet di kawasan wisata juga menjadi salah satu kendala. Mengingat di kawasan pesisir, cukup sulit untuk mendapatkan sinyal yang baik. Namun demikian, pihaknya sudah bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika dan lainnya dalam penyediaan internet.
“Sudah ada pemetaan jaringan internet itu dengan Diskominfo,”tambah dia.
Pihaknya juga saat ini sedang melakukan koordinasi dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) dan instansi terkait lainnya untuk penerapan program itu. Meski belum diterapkan namun persiapan terus dilakukan. Regulasi juga menjadi penting dalam penerapan program ini.
“Sekarang ada aplikasi Visiting Jogja yang sedang dikembangkan di DIY. Harapan kami kedepan dalam pengembangannya sangat memungkinkan secara cashless,” kata Harry.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan, permasalahan lainnya berkaitan dengan pasokan listrik. Pemadaman listrik yang sering terjadi dapat berpengaruh terhadap layanan di TPR, perlu adanya penanganan dan antisipasi khusus agar tidak terjadi pemadaman listrik.
“Solusi-solusi untuk langkah antisipatif masih terus dipertimbangkan,” paparnya.
Menurut dia, program internet gratis yang digagas oleh Pemkab Gunungkidul yang tersebar di sejumlah titik umum dan obyek wisata diharapkan mampu menjadi pemecah permasalahan jaringan internet di Gunungkidul. Dengan begitu program pemerintah dengan penerapan e ticketing dapat segera terealisasi.