Pemerintahan
Penguasaan Sastra dan Bahasa Jawa Masih Minim, Pemerintah Akan Bangun Bengkel Bahasa di Taman Budaya






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul atau yang kini disebut Kundha Kabudayan berupaya meningkatkan kapasitas penguasaan bahasa dan sastra jawa. Adapun upaya yang dilakukan salah satunya dengan melakukan pendampingan terhadap sekolah. Mengingat saat ini utamanya siswa sekolah lebih banyak akrab dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan keseharian. Pemerintah pun merencanakan untuk membangun bengkel sastra dan bahasa jawa di komplek taman budaya tahun depan.
Kabid Sejarah, Bahasa, dan Sastra Disbud Gunungkidul Sigit Pramudyanto ditemui di sela pelatihan geguritan dan maca cerkak di Wonosari mengatakan bahwa pihaknya berusaha meningkatkan pengetahuan siswa tentang sastra jawa. Selama ini, pihaknya mendapatkan masukan bahwa siswa masih kesulitan dalam memahami muatan lokal wajib di sekolah tersebut.
“Kita terus berupaya meningkatkan pengetahuan siswa tentang sastra jawa,” kata Sigit, Jumat (18/09/2020).
Diakuinya bahwa saat ini siswa masih kesulitan dalam menguasai kosakata dan sastra jawa. Pihaknya pun menggandeng Guru mata pelajaran (MGMP) bahasa jawa di seluruh tingkatan untuk tak henti memberikan pengetahuan kepada para siswa.
“Kosakata dan tata bahasa bisa sesuai dengan harapan akan menjadi pr kudho kabudayan,” ucap dia.







Program lain yang diwacanakan untuk meningkatkan kedua hal itu ialah dengan membangun bengkel bahasa dan sastra di taman budaya tahun 2021 mendatang. Nantinya para siswa akan diajak untuk belajar lebih intens memahami sastra dan bahasa.
Selain itu, pihaknya mengikutsertakan anak didik ikut lomba sastra jawa. Tidak lama lagi ada 30 orang peserta didik dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK akan ikut lomba maca cerkak dan geguritan.
“Peserta yang akan ikut lomba kita beri pendampingan harapannya menang, tetapi tidak hanya itu anak-anak bisa lebih memahami tentang sastra jawa,” kata dia.
Sementara itu, salah seorang peserta Meysa Aureliasari dari SDN Kemadang mengatakan, selama ini selain belajar di sekolah, dirinya aktif belajar di rumah bersama kedua orang tuanya. Ia kemudian memutuskan mengikuti lomba maca cerkak tersebut.
“Ya suka sastra jawa, dan suka cerita jawa saat di rumah. Sedikit ada kesulitan, misalnya a jadi o,” katanya.
Untuk penulisan aksara jawa sendiri baginya bukan masalah besar, sebab ia telah mempelajarinya sejak kecil dengan bimbingan kedua orang tuanya. Nantinya dirinya ingin bisa fasih dalam sastra jawa.