Sosial
Mengenal Pakchong, Alternatif Pakan Berkualitas Saat Musim Kemarau






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Selama ini para petani dan peternak di Gunungkidul selalu terbebani biaya pakan ternak saat musim kemarau. Mahalnya harga konsumsi ternak tak jarang membuat para petani mengeluh lantaran harus merogoh kocek cukup dalam setiap harinya. Sedangkan mirisnya, keuntungan yang didapat pun para petani tersebut tidak seberapa.
Salah seorang peternak Gunungkidul, Satrio Aji mengatakan, petani dan peternak Gunungkidul masih mengandalkan kalanjana dan tanaman jenis odot untuk pemenuhan pakan hijau bagi ternak. Kemudian diimbangi dengan tanaman jenis lain yang ada di ladang para petani.
Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan juga cukup tinggi. Terlebih saat musim kemarau seperti sekarang, pakan sulit harganya juga mahal. Mulanya ia menanam rumput odot sebagai pakan hijau sapi atau kambing. Kemudian setahun terakhir dirinya menanam rumput jenis Hibrida Napier Pakchong.
Beberapa keunggulan tanaman ini diantaranya tidak berbunga, tidak berbulu (glugut), produktivitas tinggi (genjah), kandungan gizi protein bisa sampai 17 persen uji lab, dan tinggi bisa mencapai 4 meter.
Kalkulasi produktivitas Kalanjana atau Odot memiliki kapasitas produksi 350 ton per hektar per tahun, sedangkan Pakchong bisa mencapai 1500 ton per hektar per tahun. Tentu sangat menjanjikan dan masyarakat perlu pusing dalam pemenuhan pakan ternak.







“Dari ukuran saja sudah tampak, rumput Pakchong bisa setinggi 4 meter, batang rumput bagian bawah tetap empuk, tidak keras seperti Kalanjana, jadi hewan tetap mau untuk makan,” kata Satrio Aji.
Menurutnya, jika para petani Gunungkidul mau untuk membudidayakannya bisa menjadi alternatif pengganti Kalanjana dan Odot, sehingga masalah pakan hijauan berbiaya tinggi yang rutin harus dihadapi oleh para peternak dimusim kemarau, sedikit banyak bisa di atasi.
Sejak tahun lalu dirinya mulai mengembangkan tanaman ini. Ia mengeluarkan modal 2 juta lebih untuk membeli bibit rumput Pakchong berupa stek batang dari sebuah PT di Bandung Jawa Barat. Saat ini dirinya memiliki 4 lokasi khusus untuk pengembangan rumput jenis Pakchong ini.
Dari satu batang Pakchong, oleh Aji di potong potong menjadi sepuluh stek batang, per potong Dia hargai 500 rupiah. Belakangan ini, petani sudah ada yang mengenal Pakchong dan mulai melirik untuk pengembangan. Selain memenuhi kebutuhan sendiri dia juga melayani petani lain.
“Lumayan menjanjikan dari segi keuntungan, kemudian untuk ternak juga bagus,” ujarnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks