Connect with us

Sosial

Mengembangkan Potensi Batik Kelor di Tengah Keterbatasan

Diterbitkan

pada

BDG

Karangmojo, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Keanekaragaman potensi ekonomi kreatif di Gunungkidul mulai bermunculan dalam beberapa waktu terakhir. Setiap daerah mulai berlomba-lomba menciptakan ciri khas sesuai kearifan lokal di wilayahnya. Sebuah hal yang positif tentunya lantaran dengan kehadiran ekonomi kreatif yang dikelola masyarakat lokal ini, akan menjadi penyokong yang luar biasa untuk pertumbuhan daerah.

Salah satu yang tengah gencar dikembangkan oleh masyarakat ialah kerajinan batik di Gunungkidul yang mulai memunculkan motif-motif unik sesuai karakteristik wilayahnya. Pemerintah Kalurahan Kelor, Kapanewon Karangmojo, sejak tahun 2019 telah mengembangkan batik dengan motif daun kelor sesuai dengan keunikan wilayahnya.

Carik Kalurahan Kelor, Setyawati, menyampaikan, adanya batik kelor bermula dari pelatihan batik yang diselenggarakan pada tahun 2019. Dalam pelatihan ini, Pemkal Kelor bekerja sama dengan salah satu pengrajin batik dari Kapanewon Ngawen. Dalam proses pelatihan, masyarakat kemudian ingin memunculkan motif khas Kalurahan Kelor yang kemudian muncul ide menggunakan motif daun kelor sesuai nama wilayahnya. Pada proses pelatihan sendiri, masyarakat diseleksi mana saja yang dinilai mampu memproduksi batik secara mandiri.

Berita Lainnya  Penambahan 4 Kasus Positif Lagi Dari Klaster Karangmojo

“Batik kelor itu kombinasi antara cap dan tulis. Dari pelatihan itu cuma kepilih empat orang yang dinilai mampu. Sekarang kami masih bekerjasama dengan pengrajin batik di Kapanewon Ngawen untuk produksi karena di sini belum mampu karena keterbatasan sumber daya manusia,” ucapnya, Sabtu (29/01/2022).

Ia menambahkan, dalam perkembangan, pihaknya masih menghadapi sejumlah kendala untuk memproduksi dan mengembangkannya. Sumber daya manusia yang terbatas membuat pengembangan batik motif Kelor sementara hanya digunakan di Pemerintah Kalurahan Kelor saja. Selain itu, peralatan yang tidak lengkap juga menghambat berkembangnya batik Kelor.

“Kalau yang bisa kan kebetulan dipilih empat orang itu, kebetulan juga mereka itu ibu rumah tangga yang banyak juga kerjaan di rumah. Kalau capnya itu juga cuma punya satu, sangat terbatas,” imbuhnya.

“Motif yang jadi ciri khas ya daun kelor itu, memang ada kombinasi dengan walang tapi yang menonjol daun kelornya,” terang Setyawati.

Menurutnya, perlu adanya pelatihan-pelatihan lanjutan untuk mengembangkan batik Kelor ini. Namun demikian, anggaran yang terbatas membuat Pemerintah Kalurahan belum dapat melakukan pelatihan kerajinan batik lanjutan. Ia berharap, pihak-pihak terkait dapat memfasilitasi agar batik Kelor dapat dikembangkan dan dipasarkan lebih luas.

Berita Lainnya  Luncurkan Lagu Gunungkidul Kabeh Sedulur, Grup Band Biskoeit Ajak Angkat Potensi dan Promosikan Daerah

“Sekarang batik Kelor baru dipakai setiap hari Kamis oleh pamong Kalurahan Kelor dan Bamuskal, warnanya itu ada biru dan ungu kalau harganya mulai Rp. 120 ribu sampai Rp. 150 ribu,” jelasnya.

Pihaknya juga berharap agar mendapat pendampingan dalam kaitannya mematenkan produk batik Kelor. Hingga saat ini batik Kelor belum dipatenkan lantaran pihaknya belum mengetahui langkah-langkahnya sehingga dikhawatirkan jika tidak segera dipatenkan batik Kelor dapat ditiru oleh orang lain.

“Yang jelas belum tahu prosedurnya, masih bingung istilahnya. Kami perlu pendampingan dalam mematenkan batik Kelor ini,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler