event
Lantik Pengurus Baru, DPD Perempuan Indonesia Maju DIY Siap Bantu Pemerintah Atasi Masalah Lansia






Jogja, (pidjar.com) – Dewan Pimpinan Daerah Perempuan Indonesia Maju (DPD PIM) DIY periode 2025-2030 resmi dilantik oleh Pimpinan Pusat PIM di Yogyakarta, Rabu (24/3/2025).
Kepengurusan baru ini diharapkan bisa membantu Pemerintah DIY mengatasi masalah yang dihadapi perempuan, salah satunya adalah masyarakat lanjut usia (lansia).
Asisten Bidang Pemderdayaan Sumber Daya Manusia Setda DIY, Sugeng Purwanto yang mewakili Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, perempuan Indonesia memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan bangsa. Sebab, perempuan tak hanya sebagai penjaga harmoni dalam keluarga dan masyarakat, namun juga memiliki peran sebagai motor penggerak kemajuan di berbagai sektor.
“Kapasitas dan kompetensi perempuan perlu diperkuat agar semakin berdaya dan mampu menjadi agen perubahan. Melalui peningkatan akses pendidikan, pelatihan dan kepemimpinan, semua pihak perlu mendorong lahirnya perempuan-perempuan Indonesia yang tak hanya cerdas dan terampil, melainkan juga mandiri, percaya diri, serta siap mengambil peran strategis dalam proses pengambilan keputusan dan penentuan arah kebijakan,” katanya.







Sugeng mengungkapkan, peran PIM menjadi sangat strategis sebagai mitra pemerintah dan masyarakat. Harapannya, organisasi ini tidak hanya menjadi wadah silaturahmi dan advokasi, tetapi juga pusat pengembangan kapasitas dan inovasi guna mewujudkan perempuan Indonesia yang semakin tangguh dan mandiri untuk Indonesia yang lebih maju.
“Saya mengucapkan selamat bekerja kepada seluruh pengurus DPD PIM DIY. Semoga kepengurusan ini menjadi awal dari langkah-langkah besar yang memberi dampak nyata bagi kemajuan perempuan dan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta,” ungkapnya.
Sementara Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menjelaskan, pentingnya kegiatan PIM DIY yang tidak hanya bersifat seremonial. Ia berharap kegiatan-kegiatan PIM DIY langsung menyentuh masyarakat dengan aktif menyambangi perempuan yang membutuhkan seperti janda dan lansia yang tinggal di pinggiran sungai dan rel kereta api.
“Ada sekitar 1.600 lansia perempuan di Kota Yogyakarta yang tidak bisa beraktivitas karena kondisi kesehatan. Oleh sebab itu kaum perempuan harus terus diberdayakan agar bisa produktif dan tidak menjadi beban bagi generasi berikutnya,” jelasnya.
Menurut Hasto, dalam membuat organisasi perhatian fokusnya adalah pada masyarakat yang lemah. Hal ini tak lain bertujuan untuk memajukan perempuan-perempuan, terutama untuk yang tak berdaya.
“Saya titip ke PIM DIY, tolong perempuan yang lemah ini jadi perhatian utama. Jangan menyakiti yang miskin dengan pesta-pesta, ingatlah perempuan-perempuan yang menderita,” ujarnya.
Ketua Umum PIM, Lana T. Koentjoro mengungkapkan, dibentuknya kepengurusan ini mengingat perlunya pengembangan organisasi PIM yang bertujuan memujudkan visi dan misi organisasi PIM, khususnya untuk perempuan di DIY.
“Perempuan Indonesia Maju adalah pemberdayaan perempuan yang difokuskan pada bidangnya masing-masing seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Yang dilakukan kami selama ini bekerja sama dengan pemerintah. Dengan dilantiknya tim di DIY diharapkan bisa kerja sama dan kolaborasi dengan pemerintah setempat dan organisasi lain,” katanya.
Ketua DPD PIM DIY terlantik, Diyah Yuliana Kentjanawatty menyampaikan, pihaknya siap membantu program pemerintah dalam mengentaskan masalah lansia. Salah satunya adalah dengan mendirikan sekolah lansia.
“Kita akan menemui para lansia tersebut dan apa yang mereka butuhkan supaya bisa lebih survive itu seperti apa. Tidak hanya membantu saja tapi bagaimana membuat mereka menjadi senang. Kita juga akan membuat sekolah lansia. Harapannya kita akan bisa kolaborasi dengan pemerintah,” tandasnya.
Diyah menjelaskan, perempuan harus berperan aktif menjadi agen perubahan, mempromosikan kesetaraan gender, dan memberdayakan perempuan untuk mencapai potensinya masing-masing. Terlebih pada kondisi saat ini di mana tantangan yang dihadapi perempuan sangat komplek dan multidimensional, mulai kesetaraan gender, kesenjangan upah, beban dan tanggung jawab ganda antara profesi dan kewajiban dalam rumah tangga, kekerasan berbasis gender dan sebagainya.
“Kita harus menjadi suara bagi perempuan yang tidak memiliki kesempatan, menjadi pendukung bagi perempuan yang ingin maju, dan menjadi contoh bagi perempuan yang ingin menjadi lebih baik. Dengan peran aktif perempuan, kita dapat membangun Indonesia yang lebih kuat, lebih kreatif, dan lebih sejahtera,” pungkasnya.(Ken).
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film3 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa3 hari yang lalu
Disiram Air oleh DC, Lurah Krambilsawit Bakal Lapor Polisi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu