Sosial
Antusiasme Petani di 8 Kecamatan Sambut Hujan Yang Mulai Guyur Gunungkidul






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Hujan yang mengguyur sebagian wilayah di Gunungkidul menjadi angin segar bagi para petani. Sebab, benih padi yang telah disebar sebelumnya diharapkan dapat segera tumbuh. Seperti sudah diketahui sebelumnya, para petani di Gunungkidul sudah sejak beberapa waktu silam telah melaksanakan tradisi ngawu-awu. Dalam tradisi ini, petani mulai menebar benih padi di areal ladang mereka.
Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, dari pantauan pihaknya, hujan sudah mengguyur 8 kecamatan di Gunungkidul sejak Senin (05/11/2018) malam. Adapun wilayah tersebut yakni Kecamatan Rongkop, Tanjungsari, Girisubo, Wonosari, Karangmojo, Purwosari, Paliyan dan Semanu.
“Para petani beberapa waktu lalu telah melakukan tabur benih atau ngawu-awu, semoga dengan turunnya hujan ini, benih dapat tumbuh dengan baik,” kata Raharjo, Selasa (06/11/2018).
Ia mengatakan, jikapun hujan nantinya tidak turun lagi untuk beberapa saat, hal itu tidak akan berdampak buruk. Sebab kebanyakan petani saat ini menanam jenis padi segreng yang cukup tahan terhadap kekeringan.
“Padi yang nanti telah tumbuh sepertinya tetap akan tahan. Di wilayah Rongkop dan Girisubo itu banyak yang menanam padi jenis segreng,” imbuh dia.







Ia menjelaskan, meskipun memiliki daya tahan lebih tinggi, hasil produksi dari padi jenis segreng lebih rendah dari padi jenis ciherang yang juga banyak ditanam di Gunungkidul. Perbandingan jumlah produksipun cukup signifikan.
“Memang lebih tahan tetapi hasilnya lebih sedikit. Semisal 1 hektar ditanami segreng hanya mampu menghasilkan 5 ton gabah. Sedangkan untuk ciherang mampu menghasilkan 8 ton,” imbuh dia.

Lahan pertanian milik warga yang telah digarap sejak beberapa waktu silam
Sementara itu, salah seorang petani warga Desa Giring, Kecamatan Paliyan, Wagiya memaparkan bahwa dirinya juga menanam dua jenis padi tersebut. Pasalnya dua jenis padi tersebut sudah terbukti mampu tumbuh baik dan kuat terhadap serangan hama.
“Ada sekitar setengah hektar yang saya tanami padi. Sebagian jenis Segreng dan sebagian Ciherang,” kata Wagiya.
Ia juga mengatakan tidak ada kekhawatiran terhadap hujan yang turun. Sebab, sesuai perhitungan jawa kali ini sudah memasuki mangsa ke 5 yang berarti hujan akan terus menerus turun.
“Kalau dalam hitungan jawa sudah mau masuk mangsa ke 6. Jadi memang sudah saatnya bertani,” pungkas dia.