Pendidikan
Banyaknya Putus Sekolah dan Minat Lanjut Kurang, Lama Sekolah di Gunungkidul Terendah se-DIY






Wonosari, (pidjar.com)–Pendidikan merupakan hal penting dalam kaitannya pengembangan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah sendiri telah mensyaratkan wajib belajar sembilan tahun bagi masyarakat. Namun tak jarang, karena berbagai faktor seseorang harus meninggalkan bangku sekolahnya. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) Gunungkidul, dari 2018 sampai 2020 rata-rata lama sekolah masyarakat Gunungkidul ialah selama 7 tahun. Hasil ini menjadikan lama belajar di Gunungkidul terendah dibandingkan daerah lainnya di DIY.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Kisworo, saat ditemui membenarkan hal tersebut. Masih rendahnya lama sekolah menjadi persoalan tersendiri untuk diselesaikan. Menurutnya, untuk meningkatkan lama waktu sekolah perlu adanya peran dari semua pihak terutama di lingkungan keluarga dan masyarakat.
“Jadi memang kita paling rendah (lama sekolah), ini bukan hanya peran Dikpora saja ya untuk meningkatkannya. Kelihatannya angka putus sekolah itu kan juga mempengaruhi, jadi juga mempengaruhi rata-rata lama sekolah pelajar,” ungkap dia, Selasa (07/12/2021).
Menurutnya minat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi saat ini memang masih minim. Namun dengan adanya perguruan-perguruan tinggi yang berada di Gunungkidul, diharapkan dapat mendongkrak lama sekolah masyarakat Gunungkidul yang semakin lama.
“Sekarang kan ada beberapa perguruan tinggi di Gunungkidul, seperti UGK, STAIYO, dan UNY itu diharapkan menambah motivasi untuk melanjutkan pendidikan lebih tinggi sehingga angka putus sekolah juga berkurang,” sambung Kisworo.
Dia menambahkan, rendahnya lama sekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya karena faktor ekonomi yang memaksa pelajar keluar dari bangku sekolah. Selain itu kurangnya motivasi dapat memicu seorang pelajar meninggalkan bangku sekolah. Ia mencontohkan saat pandemi, pelajar lebih banyak dirumah dan dapat menurunkan motivasi siswa untuk bersekolah. Faktor lainnya ialah adanya pernikahan dini di usia pelajar yang menjadikan angka lama sekolah rendah.
“Kalau misal karena ekonomi, kami sudah upayakan ada beasiswa untuk siswa agar dapat melanjutkan pendidikan seperti belum lama ini ada beasiswa Gunungkidul Cerdas,” terangnya.
Menurutnya, rendahnya lama sekolah dapat berpengaruh pada kualitas sumber daya alam dan indeks pembangunan manusia. Dari data BPS, tahun 2020 angka harapan lama sekolah di Gunungkidul juga terendah di DIY dengan 12,97 tahun. Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia di Gunungkidul pada tahun 2020 juga terendah di DIY dengan 69,98.
“Jadi Indeks Pembangunan Manusia kan ada tiga variabel, salah satunya lama sekolah. Ketika lama sekolah rendah ya tentunya mempengaruhi itu dan tentunya berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia,” tutup Kisworo.

-
Sosial4 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Sosial4 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Peristiwa13 jam yang lalu
Laka Maut di Jalan Baron, 2 Orang Meregang Nyawa
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Besaran UMK 2024 Telah Disepakati, Gunungkidul Menjadi Yang Terendah se-DIY
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kemarau Panjang, BPBD Gunungkidul Terus Layani Permintaan Droping Air
-
Politik4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 48 Miliar Untuk Pilkada Gunungkidul 2024
-
Sosial2 minggu yang lalu
Sekian Lama Tak Disentuh Pemerintah, Pengusaha Muda Bangun 2 Ruas Jalan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Hari Jadi Gunungkidul Berubah Jadi 4 Oktober
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Sembilu Alun-alun Wonosari, Niat Hati Dibangun Justru Jadi Gersang
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Baru 2 Minggu Selesai, Proyek Gedung Baru Miliaran Sudah Rusak