Sosial
Belum Ada Penelitian, Masyarakat Diminta Tidak Konsumsi Langsung Air Dari Sumber Anyar






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menghimbau masyarakat di sekitar sumber air yang muncul dari hasil pengeboran untuk tidak langsung meminumnya. Hal tersebut lantaran masih belum diketahui kandungan-kandungan yang terkandung dari air tersebut apakah berbahaya atau tidak. Hingga saat ini, memang belum ada penelitian terkait sumber-sumber air ini.
Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul, Drajat Ruswandono memaparkan, munculnya air yang cukup melimpah di wilayah Padukuhan Garotan, Desa Bendung, Kecamatan Semin ini memang patut disyukuri. Di saat sebagian wilayah di Gunungkidul mengalami kesulitan air, justru muncul sumber air yang ditemukan.
Kendati demikian, dirinya berharap kepada masyarakat di sekitar untuk tidak langsung mengkonsumsi air yang muncul dari dalam tanah itu. Ia beranggapan, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan di dalam air tersebut.
“Kita kan tidak tahu apa saja kandungan yang ada dibawa air tersebut. Saya himbau jangan dikonsumsi secara langsung,” ujar Drajat, Kamis (05/09/2019).
Menurutnya, kondisi geografis Gunungkidul merupakan tanah karst. Sehingga tidak menutup kemungkinan air tersebut banyak mengandung kapur. Sehingga ketika dikonsumsi jangka panjang dapat berbahaya bagi kesehatan.







“Kalau terlalu banyak meminum air yang mengandung kapur kan efek jangka panjang bagi tubuh manusia jelas tidak bagus, tetapi kalau air tersebut hanya untuk kebutuhan pertanian ya, silahkan saja,” jelasnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan pihaknya telah melakukan peninjauan terhadap mata air yang keluar dari sumur bor di Semin. Ia memprediksi bahwa air yang keluar mampu mencukupi kebutuhan pertanian seluas 10 hektar.
“Kami menghimbau kepada masyarakat agar tidak menanam terlebih dahulu karena saat ini air yang keluar dari sumur bor masih menjadi tontonan masyarakat sekitar,” ujar Bambang.
Dengan adanya sumber air baru dan menjadi satu-satunya di kawasan tersebut pihaknya belum akan membangun saluran irigasi karena sebelumnya di daerah tersebut sudah mendapatkan bantuan berupa pembangunan parit.
“Warga sudah membuat saluran air ke lahan-lahannya memakai pipa peralon,” pungkasnya.