fbpx
Connect with us

Sosial

Bencana Tsunami Besar Pernah Hantam Gunungkidul Ratusan Tahun Silam

Diterbitkan

pada

BDG

Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Jejak bencana tsunami ditemukan di wilayah Gunungkidul. Hasil penelitian tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral menemukan adanya titik di mana terdapat material sisa-sisa tsunami yang menerjang wilayah Gunungkidul. Berdasarkan material yang didapat, diperkirakan bencana tersebut terjadi ratusan tahun silam.

Katua Tim Penyelidikan Endapan Tsunami PVMBG Badan Geologi, Imun Maemunah menerangkan, pihaknya dalam penggalian dan penelitian yang dilakukan sejak 7 Maret 2018 silam menemukan adanya endapan tsunami di sejumlah lokasi pantai di pesisir Gunungkidul. Ia paparkan lebih lanjut, material tersebut berupa endapan pasir putih di lokasi sedalam 1 hingga 2 meter di bawah tanah. Endapan pasir tersebut berdasarkan hasil penelitian tidak berasal dari kawasan pantai selatan Gunungkidul. Dimungkinkan, pasir tersebut merupakan material dari wilayah lain yang terbawa arus tsunami.

“Ada beberapa endapan yang berhasil kita temukan dan telah dilakukan penelitian awal oleh tim,” ujar Imun, Selasa (13/03/2018) siang.

Berita Lainnya  Resiko Tinggi Saat Melaut, Nelayan Harapkan Asuransi dari Pemerintah

Berdasarkan hasil penelitian awal karakteristik material tsunami yang ditemukan tersebut, diperkirakan bencana tsunami berskala besar tersebut terjadi sekitar 640 tahun silam. Waktu kejadian tersebut dihitung dari perhitungan berdasarkan laju terbentuknya lapisan tanah sebesar dua milimeter per tahun.

Ia beberkan lebih lanjut, salah satu wilayah yang ditemukan endapan tsunami adalah di Pantai Ngrawe, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari. Tim menemukan endapan tsunami di kedalaman 128 centimeter dan berjarak 25 meter dari bibir pantai.

“Tak hanya di Pantai Ngrawe, tim juga melakukan penggalian dan penelitian di sejumlah pantai lain seperti Pantai Watukodok, Pantai Krakal, Pantai Kukup, Pantai Baron, Pantai Slili dan yang terakhir Pantai Sepanjang,” lanjutnya.

Adapun menurut Imun, kawasan pantai-pantai yang dipilih tersebut merupakan kawasan yang jika terjadi bencana tsunami dipastikan akan terpapar. Di lokasi tersebut, langsung menghadap ke laut dan tidak tertutup tebing.

Berita Lainnya  Warga Terpaksa Gunakan Air Keruh, Ini Kata Lurah

Nantinya, sampel yang sudah dikumpulkan itu akan dibawa ke Australia untuk dilakukan tes laboratorium. Hasil tes lab nantinya akan bisa mengetahui secara pasti umur endapan tsunami dan waktu kejadian tsunami.

"Kita juga mencari kandungan organik yang ada dalam tanah yang juga menjadi parameter penelitian ini. Kita bawa ke laboratorium dan kami harapkan duabulan kalau lancar sudah di dating. Sampel kita bawa ke luar negeri karena kami tidak memiliki fasilitas untuk mengukur umur batuan. Salah satu opsinya di Australia," ujarnya.

Imun menuturkan, melalui penelitian semacam ini, pihaknya berharap dapat melakukan periode ulang dan memprediksi terjadinya tsunami di waktu mendatang. Selain itu, hasil penelitian ini juga menerangkan daerah yang berpotensi terjadi tsunami melalui peta kerawanan bencana.

Hasil penelitian yang dilakukan Badan Geologi ini akan direkomendasikan kepada Pemerintah Daerah sebagai rujukan dalam kebijakan mitigasi pemerintah dalam menghadapi bencana tsunami yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Berita Lainnya  Ini Jadwal SIM Keliling Bulan Maret

"Ini akan menjadi bahan rujukan pemerintah daerah,kebijakan mitigasi ke daerah, sehingga daerah dapat melakukan upaya dalam menghadapi status kebencanaan tersebut," ujarnya.

Selain di Gunungkidul, Badan Geologi juga telah melakukan penelitian serupa di kawasan lain seperti di Pantai Pangandaran dan Tasikmalaya, Jawa Barat, serta Purworejo, Jawa Tengah dan Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu, Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Surisdiyanto mengatakan, penelitian semacam ini sangat berguna bagi pihaknya dan jajarannya dalam menggali ilmu-ilmu anyar terkait kebencanaan khususnya tsunami. Tim SAR Wilayah II Pantai Baron sendiri sejak awal mula penelitian telah melakukan pendampingan dan membantu tim peneliti dalam mencari spot-spot yang dimungkinkan terdapat endapan tsunami.

“Kita berharap ke depan hasil penelitian ini bisa menjadi salah satu pertimbangan dalam langkah-langkah mengantisipasi terjadinya bencana alam,” katanya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler