Connect with us

Sosial

Curhat Pengusaha Kecil di Era Pandemi, Mati-matian Bertahan di Tengah Abainya Pemerintah

Diterbitkan

pada

BDG

Tanjungsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Selain sektor pariwisata yang lesu, pandemi covid19 yang terjadi sejak 1,5 tahun belakangan ini juga memberikan pukulan telak kepada para pengusaha kecil. Perhatian pemerintah sendiri saat ini dinilai belum sepenuhnya menyasar para pengusaha kecil tersebut. Masih cukup banyak kalangan pengusaha kecil yang sekarang ini belum pernah dibantu oleh pemerintah. Menjadi sebuah ironi lantaran kalangan ini dengan keterbatasan modal dan pemasaran, sangat rentan tergulung situasi lesunya perekonomian akibat pandemi.

Menyikapi hal tersebut, salah seorang anggota dewan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) turun lapangan untuk memastikan kondisi yang sebenarnya dialami oleh kalangan pengusaha kecil. Timbul Suryanto menuturkan, dirinya mendapatkan banyak keluhan dari beberapa pengusaha kecil yang terdampak pandemi namun hingga sekarang tidak ada perhatian dari pemerintah. Salah satunya adalah usaha rotan di Padukuhan Mojosari, Kalurahan Hargosari, Kapanewon Tanjungsari.

Berita Lainnya  Diperkirakan Melonjak Drastis, DLH Nyatakan Siap Tangani Sampah Libur Akhir Tahun

Di padukuhan tersebut ada sejumlah pengusaha kecil yang selama pandemi mengalami penurunan omset yang sangat tajam. Sejak lebih dari setahun ini, para pengusaha ini sangat minim pesanan sehingga berdampak pada pendapatan mereka. Bahkan, sejumlah pengusaha terancam harus gulung tikar lantaran tak kuat lagi menahan beban finansial produksi. Padahal, pembuatan rotan ini menjadi salah satu sumber ekonomi mereka.

“Hal ini harus menjadi perhatian bersama secara serius ya, dampak dominonya bisa sangat besar,” papar Timbul, Rabu (11/08/2021).

Lebih lanjut ia paparkan, dampak domino runtuhnya usaha kecil ini sangat rawan terjadi lantaran di lapangan, justru pengusaha kecil-kecil inilah yang membantu menopang perekonomian masyarakat. Bagaimana tidak, dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil mereka tetap melakukan produksi bahkan berani menampung pengangguran atau korban PHK untuk bergabung membantu. Jika usaha semacam ini runtuh karena para pengusaha tak lagi kuat menopang biaya produksi di tengah minimnya pesanan maupun omset, maka akan ada banyak muncul pengangguran baru yang berdampak semakin lesunya perekonomian.

“Hal-hal semacam ini lah yang harus diperhatikan. Bagaimana jatuh bangun yang dilakukan untuk tetap berproduksi dan memberikan pekerjaan bagi orang lain,” kata pria yang merupakan raja properti Gunungkidul ini.

Menurutnya, pemerintah harus lebih memperhatikan pengusaha kecil. Entah pendampingan, pemberian bantuan ataupun lainnya agar mereka tetap bergerak. Sehingga kemudian, roda ekonomi di kalangan tersebut serta masyarakat sekitar tetap bisa bergerak. Pada masa seperti ini, para pengusaha kecil yang ia temui sendiri tak memiliki harapan yang muluk-muluk dalam hal mendapatkan keuntungan. Para pengusaha hanya ingin bertahan di tengah pandemi saja dan tetap memberikan pekerjaan kepada masyarakat yang sebagian adalah para tetangga sekitar.

Berita Lainnya  Momentum Satu Dekade Marine Cruise Yogyakarta, Berbagi Kasih dengan Masyarakat

“Usaha-usaha kecil ini jangan dipandang sebelah mata. Mereka justru merupakan penopang ekonomi di masyarakat,” imbuhnya.

Setelah melakukan pengecekan langsung dan mendapatkan sejumlah keluhan dari masyarakat dan pengusaha kecil, dirinya akan melakukan konfirmasi dan klarifikasi dengan dinas terkait. Hal ini diperlukan agar kemudian ada perhatian dari pemerintah terhadap pengusaha pengusaha kecil ini.

Sementara itu, salah satu pemilik usaha anyaman rotan di Padukuhan Mojosari, Kalurahan Hargosari, Kapanewon Tanjungsari, Sugiyanto, mengatakan, usahanya selama pandemi ini memang sangat lesu. Di tengah hantaman ini, ia cukup kecewa lantaran tidak adanya perhatian dari pemerintah atas usahanya tersebut. Menurutnya, pengusaha kecil yang ada di Hargosari banyak menampung pengangguran dan membantu perekonomian masyarakat.

Berita Lainnya  Berkualitas Bagus, Produksi Garam Gunungkidul Terkendala Persyaratan Administrasi

“Di sini mayoritas ada usaha kecil-kecilan mulai dari rotan dan lainnya. Kami heran saja, selama ini seperti tidak diperhatikan pemerintahan,” ucap Sugiyanto.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler