Pemerintahan
Dampak Merebaknya Anthraks, Pembatasan Lalu Lintas Ternak Hingga Menurunnya Permintaan Daging
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Munculnya kasus anthraks di Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari dan Kalurahan Gombang, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul menjadi perhatian bersama. Pemerintah dengan sigap segera melakukan penanganan di 2 zona merah tersebut. Selain itu, perlu juga dilakukan langkah antisipasi berkaitan dengan keamanan daging-daging yang dijual kepada masyarakat Gunungkidul. Untuk memastikan keamanan daging yang diperjualbelikan, pada Jumat (04/02/2022) dini hari tadi, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan melakukan sidak di beberapa tempat pemotongan hewan (TPH).
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, drh. Retno Widyastuti mengatakan, ada tiga lokasi pemotongan hewan yang dini hari tadi dipantau oleh petugas. Diantaranya di Kapanewon Semanu, Kapanewon Semin, dan Kapanewon Karangmojo. Sejak pukul 02.00 WIB, tim mulai bergerak menuju lokasi-lokasi tersebut.
Daging-daging sapi yang sudah dipotong dan siap untuk dijual diperiksa oleh petugas untuk memastikan kualitasnya. Selain itu sapi-sapi yang akan dipotong juga diperiksa. Hasilnya, semua dalam kondisi aman dan sehat.
“Tadi kami lakukan pemeriksaan post mortum, Alhamdulillah semua hasilnya baik. Sapi yang disembelih dalam kondisi sehat,” kata Retno, Jumat siang.
Ia menekankan kepada para pemilik usaha potong hewan untuk benar-benar memastikan kondisi sapi sebelum disembelih. Jika dalam kondisi kurang sehat, sebaiknya ternak diobati terlebih dahulu sehingga nantinya daging yang dijual telah dipastikan dengan kualitas bagus dan sehat. Ia juga menghimbau masyarakat untuk lebih peduli. Jika sekiranya ada sapi sakit, langsung diperiksa atau sapi mati tidak dibrandu melainkan dikubur.
“Upaya lain yang kami lakukan adalah vaksinasi pada ternak-ternak di 2 zona merah,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan, sebagai langkah antisipasi pihaknya akan membatasi lalu lintas ternak baik keluar maupun masuk ke Gunungkidul di beberapa lokasi.
“Kami berencana membuat pos pengawasan lalu lintas ternak bekerjasama dengan Pemda DIY,” ujar Kelik.
Kembali munculnya anthraks di Kabupaten Gunungkidul ternyata berdampak pada penurunan jumlah hewan yang disembelih serta diperjual belikan di pasaran.
Salah satu pemilik TPH di Kapanewon Semanu, Sutiyem mengatakan bahwa jumlah hewan yang disembelih berkurang dari beberapa waktu sebelumnya. Permintaan daging saat ini juga mengalami penurunan. Ia menjelaskan jika kualitas dan kesehatan hewan saat akan disembelih selalu dicek terlebih dahulu untuk mengantisipasi penyebaran penyakit serta hal-hal yang tidak diinginkan.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis3 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan2 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis3 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jazz Menggema di Stasiun Yogyakarta, Ratusan Penumpang Nyanyi Bareng Maliq & D’Essentials