fbpx
Connect with us

Sosial

Danu, Atlet Asal Semanu Yang Menjadi Wakil Indonesia di Ajang Asian Para Games 2018

Diterbitkan

pada

BDG

Semanu,(pidjar.com)–Masyarakat Gunungkidul patut berbangga, setelah pada gelaran Asian Games beberapa waktu lalu menyedot perhatian dan sejumlah atlet serta pelatih asal Gunungkidul ikut berpartisipasi, saat ini giliran atlet Gunungkidul turut beraksi pada Asian Para Games 2018 yang digelar di Jakarta.

Danu Kuswantoro menjadi salah satu atlet yang terpilih untuk membela panji-panji Indonesia untuk cabang olahraga wheelchair basketball. Yang membanggakan, Danu merupakan warga Padukuhan Semuluh Kidul, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu. Sebuah kebanggaan serta keharuan tentunya lantaran meski dengan keterbatasan yang ia derita, namun Danu tetap bisa berprestasi dan membawa harum nama daerah di ajang internasional.

Tahun 2018 ini, merupakan kali pertama Danu ikut dalam cabang olahraga Whellchair Basketball. Kelincahannya tidak dapat diragukan kembali meski ia harus terduduk di sebuah kursi roda. Hal inilah yang kemudian membuat Danu terpilih untuk ikut mewakili Indonesia dalam ajang Asian Para Games 2018 ini.

“Alhamdulillah bisa ikut berpartisipasi dalam ajang yang cukup bergengsi. Membawa nama baik daerah dan negara,” kata Danu Kuswantoro kepada pidjar.com, Selasa (09/10/2018) siang.

Diceritakan pria berusia 27 tahun itu, dirinya tidak menyangka jika akan terpilih menjadi salah satu peserta dari Asian Para Games 2018. Namun kekagetan tersebut langsung berubah menjadi gelontoran semangat yang sangat membara.

Berita Lainnya  Upaya Memerangi Penyakit Stunting Yang Diderita Ribuan Bayi Gunungkidul, Ibu Belia Jadi Penyumbang Terbanyak

Selama beberapa bulan terakhir ini, ia terus disibukkan dengan berbagai macam latihan persiapan. Meski jadwal latihannya sangat padat, namun hal itu tidak membuat pria ini terbebani dengan tugas. Dirinya memiliki cara tersendiri untuk mengusir lelahnya. Salah satunya adalah menanamkan di dalam pikirannya bahwa segala yang ia lakukan tidak menjadi beban dan selalu dinikmati. Selelah apapun keadaannya, Danu juga tak pernah mengeluh.

Untuk ajang sebesar ini, Danu cukup tahu diri. Ia tidak begitu menargetkan capaian prestasi. Namun demikian, dirinya terus mengedepankan kebersamaan dan solidaritas. Pasalnya dalam cabor ini ia tidak bermain sendiri, melainkan bermain secara tim.

“Yang membuat saya semakin kuat adalah dukungan keluarga dan teman-teman. Mereka bangga dengan capaian saya sekarang, apapun hasilnya besok tetap saya syukuri yang terpenting saya sudah berusaha maksimal,” imbuh dia.

Penampilan Danu di ajang Asian Para Games 2018 di Jakarta

Pria jebolan Sekolah Luar Biasa (SLB) Krida Mulia ini memang sejak 13 tahun silam harus menelan kenyataan yang cukup pahit. Pasalnya ia divonis menderita penyakit TBC syaraf. Penyakit ini membuat segala aktifitasnya pun terbatas. Kala itu ia duduk di bangku kelas 2 SMP sekitar usia 14 tahun.

Tiba-tiba ia mengalami sakit, padahal sebelumnya ia beraktifitas biasa. Namun, karena vonis penyakit itu, pertumbuhannya pun tidak seperti anak muda pada umumnya. Getirnya kenyataan ini memang tidak mudah diterima, ia harus terduduk di kursi roda untuk melakukan segala aktifitasnya.

Berita Lainnya  Tampil Menawan di Surabaya, Pembalap Junior Gunungkidul Jadi Juara Nasional

Namun kondisi berada di bawah itu tidak lantas membuatnya terpuruk. Berkat dukungan yang kuat, kemudian ia berusaha bangkit dan menerima kenyataan. Perlahan ia mulai menggali segala potensi yang dimiliki. Salah satunya yakni olahraga. Danu sendiri sempat menggeluti beberapa cabang olahraga. Lantaran bakat dan kemauan kerasnya, prestasi demi prestasi pernah ia ukir di berbagai ajang. Sebelum ia beralih masuk dalam wheelchair basketball, sebelumnya ia pernah masuk dalam wheelchair racing dan whelelchair badminton.

“Bersahabat dengan kondisi dan keadaan jauh lebih baik. Seolah tidak ada beban, yang terpenting bakat kita terus digali. Kita sama dengan orang pada umumnya, ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing,” tambah putra kedua pasangan Sugiyarto dan Saritem itu.

Sejak kecil pemuda ini memang mencintai dunia olahraga. Bakat atletnya sudah terlihat sejak usia kanak-kanak. Beberapa prestasi yang pernah diukir diantaranya juara 2 balap kursi roda tahun 2012 dan 2013, juara 2 Perparda DIY wheelchair badminton.

Berita Lainnya  Songsong Kerjasama Pemerintah Dengan Bukalapak, Dinas Genjot Penguasaan Teknologi Untuk Pelaku UMKM

Kemudian juara 3 kejurnas Wheelchair Badminton tahun 2017 untuk nomor pasangan ganda putra. Prestasi demi prestasi itulah yang membuat dirinya semakin percaya diri melangkah mendedikasikan dirinya untuk Gunungkidul dan Indonesia. Tak pernah tergambar di benaknya jika dia yang berasal dari bumi handayani dan memiliki keterbatasan mampu berjuang dan melawan atlet-atlet terbaik dari negara asing.

Dengan capaian seperti ini, ia berharap mampu memacu para penyandang disabilitas lainnya di Gunungkidul untuk ikut bangkit. Kekurangan yang diderita bukanlah beban, namun di balik itu tentu ada kelebihan yang patut untuk digali. Membuktikan bahwa semua orang bisa berprestasi dalam kondisi apapun. Dukungan dan dorongan dari keluarga, lingkungan dan pemerintah sangatlah dibutuhkan.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler