Sosial
Dapat Bantuan Pembangunan Sumur Bor, 7 Kelompok Tani Ini Tetap Produktif Meski Musim Kemarau Melanda






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pengembangan sektor pertanian, perkebunan dan hortikultura terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Gunugnkidul. Beberapa waktu lalu, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul memberikan bantuan berupa pembangunan sumur bor bagi sejumlah kelompok pertanian. Adapun anggaran yang diberikan ini bersumber dari dana alokasi khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat. Bantuan pembangunan sumur bor ini diharapkan mampu meningkatkan produktifitas pertanian maupun perkebunan serta hortikultura.
Kepala Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Budi Sudartanto mengungkapkan, potensi perkebunan dan hortikultura di Gunungkidul sebenarnya cukup bagus. Di sejumlah wilayah, para petani mulai melirik sektor ini untuk dijadikan sebagai komoditi utama.
Namun tak dipungkiri bahwa masalah utama pertanian di Gunungkidul adalah pengairan. Salah satu solusi yang bisa menjadi alternatif adalah pembangunan sumur bor. Beberapa waktu lalu, pemerintah telah mengusulkan anggaran untuk pembangunan sumur bor.
“Kita usulkan pembangunan sumur bor di beberapa wilayah. Hal ini memang penting untuk menunjang aktifitas pertanian dan perkebunan masyarakat, terutama ketika musim kemarau agar petani bisa tetap produktif,” kata Budi Sudartanto, Jumat (08/11/2019).
Adapun areal yang mendapatkan bantuan sumur bor yakni di sekitar lahan yang dikelola oleh Kelompok tani Moleharjo, Gading V, Gading, Playen; Ngudi Pangan, Pengkol, Kecamatan Nglipar; Tani Maju, Cikal, Desa Watusigar, Kecamatan Ngawen; Ngudi Mulyo, Gobeh, Bendung, Kecamatan Playen; Ruas, Bulu, Karangmojo di Kecamatan Karangmojo; Bina Rejeki, Jlantir, Gedangrejo, Karangmojo; dan Sri Rejeki 6, Tuwuhan, Jatiayu, Karangmojo.







Dalam pengerjaan pembangunan sendiri dilakukan secara swakelola. Yakni semua berkaitan dengan perencanaan serta pembangunan diserahkan langsung kepada tiap kelompok. Hal itu dengan tujuan agar nantinya pembangunan bisa disesuaikan dengan kontur wilayah dan kebutuhan kelompok.
Nantinya, untuk sumber air ini dapat dimanfaatkan sebagai pengairan untuk ladang milik petani. Kemudian juga di musim kemarau atau bukan musim tanam palawija, petani dapat memanfaatkannya untuk pengairan jenis sayuran atau perkebunan lainnya.
“Lahan yang tidak terpakai untuk tanaman pangan kan bisa dimanfaatkan untuk sayur atau apa. Pembangunan sumur bor ini kita harapkan bisa meningkatkan produktifitas pertanian,” tambah dia.
Adapun program pembangunan sumur bor ini sendiri telah selesai dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat menggunakan anggaran sebesar 168 juta rupiah. Setiap tahunnya, kabupaten sendiri terus mengusulkan kepada pemerintahpusat mengenai alokasi anggaran untuk pembangunan sumur bor.
Menurutnya, pengusulan ini memang sesuai dengan program jajarannya dalam menggalakkan atau mendorong para petani meningkatkan produktifitasnya.
“Sudah dapat dimanfaatkan. Kami bersyukur, meski musim kemarau seperti ini petani masih tetap produksi sayuran, buah dan jenis pangan lainnya,” tutup dia.