Sosial
Deklarasi Gerakan Pro Mayore, Pendukung Yang Siap Jadi Mitra Kritis Pemerintah


Wonosari, (pidjar.com)–Dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Gunungkidul, sejumlah masyarakat yang mengklaim berprofesi sebagai nelayan, petani, pelaku wisata, warga pesisir, dan peternak ikan mendeklarasikan diri membentuk Gerakan Rakyat Pro Mayore. Gerakan tersebut dibentuk karena selama 6 bulan berjalannya pemerintahan, kepemimpinan duet Sunaryanta-Heri Susanto ini dinilai belum memberikan gebrakan yang berarti.
Koordinator Pro Mayore, Bekti W Suptinarso, mengungkapkan, inisiatif pembentukan gerakan tersebut memang berasal dari dirinya dan rekan-rekan seperjuangannya. Para masyarakat yang bergabung dalam gerakan tersebut merupakan masyarakat akar rumput yang memiliki pandangan yang sama yaitu untuk kemajuan Gunungkidul. Bekti menyampaikan jika idealnya, kebijakan pembangunan pemerintah ialah berasal dari masukan masyarakat yang secara langsung merasakan dampak kebijakan yang ditimbulkan.
“Gerakan ini diinisiasi untuk menjembatani masukan masyarakat yang selama ini tidak punya akses. Selain itu, juga untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kemajuan Gunungkidul,” ungkap pria yang akrab disapa Bowo ini, Senin (13/09/2021).
Meskipun gerakan tersebut bernama Pro Mayore, namun ditegaskannya, dalam sikap gerakan tidak senantiasa setuju dengan kebijakan pemerintah. Ia menegaskan jika gerakannya merupakan mitra kritis pemerintah dan bukan gerakan sayap dari Bupati Gunungkidul, Sunaryanta. Segala rencana pembangunan yang telah dituangkan dalam visi, misi, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) menurutnya perlu dikawal dengan sungguh-sungguh dalam realisasinya agar bermanfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat.
“Gerakan kami ini lebih kepada mitra kritis ya, terutama program-program yang sudah dituangkan dalam visi, misi, dan RPJMD. Kalau ada program yang tidak pro rakyat ya akan kami kritisi juga,” imbuhnya.
“Tapi kami tetap mendukung Mayor (Purn) Sunaryanta untuk Gunungkidul yang lebih maju,” tandas dia.
Ketika disinggung apakah gerakan ini merupakan tandingan dari kelompok yang akhir-akhir ini keras mengkritisi Bupati, Bowo menepis dugaan itu. Ia menyatakan jika gerakannya itu murni lantaran keresahannya dan masyarakat yang tergabung dalam Pro Mayore. Pentingnya komunikasi dan partisipasi antara masyarakat dengan pemimpin menjadi landasan penting dalam pembentukan gerakan tersebut. Adanya komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemimpinnya bisa menjadi masukan-masukan penting bagi pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan yang sesuai.
“Gerakan ini adalah langkah awal dalam mengajak masyarakat urun rembug dalam pembangunan Gunungkidul. Tentunya harus kebijakan pro rakyat. Ke depan harapannya semakin banyak yang berpartisipasi yang akan berpengaruh juga untuk pemerintah dalam mengambil kebijakan,” pungkasnya.

-
Sosial4 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Sosial4 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Besaran UMK 2024 Telah Disepakati, Gunungkidul Menjadi Yang Terendah se-DIY
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kemarau Panjang, BPBD Gunungkidul Terus Layani Permintaan Droping Air
-
Politik3 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 48 Miliar Untuk Pilkada Gunungkidul 2024
-
Sosial1 minggu yang lalu
Sekian Lama Tak Disentuh Pemerintah, Pengusaha Muda Bangun 2 Ruas Jalan