Pendidikan
Demi Belajar Daring, Bocah SD ini Jalan Kaki Dua Kilo Setiap Hari Untuk Dapatkan Sinyal






Nglipar,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sejak ditetapkannya pembelajaran di rumah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, sejumlah pelajar di Padukuhan Pringombo, Desa Natah, Kecamatan Nglipar harus berusaha lebih ekstra kembali. Para pelajar dari tingkat SD sampai dengan SMA/SMK terpaksa harus mencari tempat yang tinggi untuk mendapatkan sinyal dan dapat mengakses pembelajaran online.
Kondisi ini sudah terjadi lebih dari 2 bulan terakhir. Selepas penyebaran Covid 19 semakin meluas dan Kabupaten Gunungkidul menerapkan pembelajaran online dari rumah. Beberapa pelajar harus menempuh perjalanan sekitar 2 kilo meter untuk bisa mendapatkan sinyal, mereka harus melewati medan yang kondisinya juga lumayan sulit. Mulai dari melewati persawahan, jalan rusak bahkan tanjakan yang menguras tenaga.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pelajar kelas 5, Nabila Aszahra Sujatmo. Pelajar ini harus menempuh jarak 2 kilo meter dari rumahnya untuk sampai di daerah yang tinggi dan sinyal internetnya lancar. Perjalanan sekitar 30 menit harus selalu ia tempuh bersama dengan teman-temannya agar tetap dapat mengikuti kegiatan belajar dan mengetahui update dari pihak sekolah.
Maklum saja, rumah mereka berada di sisi utara Kabupaten Gunungkidul berada hampir di kawasan perbatasan sehingga mayoritas masuk dalam zona susah sinyal atau blank spot. Biasanya jika tidak berada di kawasan terbuka, para pelajar ini hadus numpang di rumah seorang warga yang memasang wifi sehingga mereka tetap bisa belajar dan memperoleh wifi gratis.
“Ada yang sungkan terus lebih memilih jalan lebih jauh lagi untuk mendapatkan sinyal,” kata Nabila, Sabtu (16/05/2020).







Menurut bocah ini, dalam seminggu ia bersama sejumlah temannya ada 2 sampai 3 kali terpaksa berjalan jauh untuk tetap bisa mengerjakan tugas dari sekolah dan mengakses belajar online. Di tengah pandemi dan puasa mereka tetap semangat menguramakan pendidikan. Tentu kondisi ini dikeluhkan oleh sejumlah pihak, keluarga ada uang khawatir dengan kondisi mereka dan tidak bisa mengawasi anak-anaknya dalam belajar.
“Saya sekolah di SD Negeri Gununggambar Ngawen. Kangen ketemu banyak temen, bu guru pak guru dan suasana di kelas. Mudah-mudahan kondisi ini cepat membaik,”tambahnya.
Kepala Sekolah SD Negeri Gununggambar, Purno Jayusman mengatakan ada 26 siswa di sekolah ini yang berada di kawasan susah sinyal internet. Sehingga dalam penerapan kebijakan pemerintah belajar online pihak sekolah pun kesulitan, beberapa cara telah ditempuh namun kondisi susah sinyal tidak bisa diubah.
“Saya rasa ini kurang efektif ya. Karena kondisi geografis kita pegunungan dan ada beberapa yang susah sijyal, seperti yang terjadi di kami. Banyak anak harus menempuh perjalanan jauh untuk bisa mengakses internet,” jelasnya.
Harapan besarnya kondisi sekarang yang terjadi segera selesai. Anak-anak kembali bersekolab sebagaimana mestinya, fasilitas internet di daerah susah sinyal pun harusnya juga diperbaiki dan dimaksimalkan. Kreatifitas model pembelajaran pun juga harus digagas untuk mempermudah pelajar.