Sosial
Di Depan Ribuan Millenial, Abi Ceritakan Beruntungnya Selamat Dari Kecelakaan Meski Harus Kehilangan Kaki


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kasus kecelakaan lalu lintas di Gunungkidul yang melibatkan kaum muda atau milenial masih sangatlah tinggi. Bedasarkan analisis yang dilakukan oleh pihak kepolisian, lebih dari 50 persen kecelakaan di jalan melibatkan kaum milenial. Bebagai langkah mulai dari pemberian sanksi hingga adanya sosialisasi terus dilakukan untuk menekan kasus semacam ini. Pasalnya kecelakaan yang terjadi dapat berakibat fatal.
Minggu (03/03/2019) pagi tadi jajaran Polres Gunungkidul bekerja sama dengan Pemkab Gunungkidul menggelar acara yang melibatkan ribuan kaum milenial. Acara ini diselenggarakan untuk mendekatkan diri dan bahkan menggandeng anak muda untuk lebih sadar mengenai tata cara berkendara dan mengutamakan keselamatan. Satu korban kecelakaan turut dihadirkan untuk memotivasi generasi milenial.
Adalah Abi warga Kecamatan Saptosari yang merupakan salah satu korban kecelakaan. Tahun 2017 lalu pemuda tersebut mengalami kecelakaan lalu lintas. Ia bertabrakan dengan kendaraan lain akibat ketelodorannya saat memacu kendaraan dengan kecepatan cukup tinggi. Dalam insiden itu ia mengalami luka parah dan harus selama beberapa waktu mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Meski mengalami luka serius, Abi mengaku cukup beruntung karena tidak kehilangan nyawanya. Namun kenyataan pahit harus ia terima, pemuda tersebut harus kehilangan kaki kanannya lantaran benturan keras yang membuat kakinya tak berfungsi lagi. Ia semula tak percaya atas vonis dokter itu, dengan berbagai pendekatan dan demi kesehatan pil pahit itu harus ia terima dengan lapang dada.
“Ya awalnya ndak percaya harus kehilangan kaki kanan yang diamputasi karena kecelakaan. Perasaan campur aduk, semua aktifitas jadi terbatas,” kata Abi saat ditemui menghadiri acara Milenial Road Safety pagi tadi.
Hingga dua tahun berlalu ia hanya dapat meratapi kondisinya. Semangatnya untuk bangkit tergugah setelah mendapat dukungan dan motivasi penuh dari keluraga, kerabat, dan pihak lain. Biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan pun juga begitu mahal. Sekarang ini, segala aktifitasnya telah berangsur membaik ia juga sudah dapat berjalan layaknya orang normal dibantu dengan kaki palsu.
“Pakai kaki palsu kalau bepergian, ditopang dengan tongkat kalau pas di rumah atau hanya pengen ke kamar mandi. Biayanya mahal ini saja untuk beli kaki palsu sekitar 15 juta,” imbuh dia.
Dengan insiden yang ia alami ini, Abi bertekad untuk berbagi pengalaman mengerikan tersebut kepada banyak orang. Hal ini ia lakukan dengan harapan bisa menggugah kesadaran kepada khususnya kaum milenial bahwa jalanan bisa sangat berbahaya. Setidaknya generasi sekarang dapat lebih berhati-hati saat berkendara dan memperhatikan aturan yang ada.
“Jangan sampai menyesal setelah kejadian besar dialami dan harus menerima kenyataan yang tidak diinginkan,” ucap dia.
Kapolres Gunungkidul, AKBP Ahmad Fuady mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan oleh pihak kepolisian untuk menekan jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi, sebenarnya tidak hanya untuk kaum milenial saja akan tetapi secara menyeluruh. Kondisi jalan yang sebagian besar telah masuk dalam kategori bagus dan mantap harusnya disikapi pengguna jalan srcara positif, bukan justru terlena drngan mulusnya jalan dan digunakan untuk kebut-kebutan.
“Gunungkidul merupakan daerah terluas di DIY dan jalannya saya kira juga cukup panjang. Apalagi merupakan jalur lintas provinsi antara Jawa Timur dan Jawa Tengah melalui DIY sehingga tingkat kerawanan dan keramaiannya tinggi,” ucap Kapolres Gunungkidul.
Adapun selama ini kasus kecelakaan di Gunungkidul masih cukup tinggi dan secara mayoritas melibatkan usia 15 tahun hingga 30 tahun. Beberapa korban pun diketahui meninggal dunia, mengalami cacat permanen maupun hanya luka ringan. Dengan adanya kegiatan semacam ini diharapkan mampu memberikan pengertian pada semua masyarakat untuk lebih berhati-hati kembali.
Bahkan dari hasil evaluasi pelanggaran juga banyak dilakukan oleh kaum milenial. Sementara ini dari kepolisian masih berusaha melakukan pendekatan dan memberikan tindakan sesuai aturan yang ada. Sosialisasi dari sekolah ke sekolah dan lingkup lain pun juga diberlakukan.
“Terus kami upayakan melakukan penekanan pada ketaatan aturan lalu lintas. Kemudian juga dari segi kesadaran baik anak dan orang tua karena itu yang paling utama dan penting,” tutupnya.
Sejak pagi hingga siang Alun-alun Pemkab Gunungkidul dipadati oleh ribuan kaum milenial. Dalam acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Kidung Ethnosia, artis lokal yang namanya tengah mrlejit dihadiri pula oleh petinggi wakil dan pimpinan rakyat. Semua membaur menjadi satu menikmati alunan musik yang ada dan srbrlumnya juga mengikuti senam.
-
Sosial4 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized5 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event5 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik5 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya5 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan2 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya