Pemerintahan
Diklaim Bebas Paham Radikal, Pondok Pesantren di Gunungkidul Telah Tandatangani Pernyataan Setia Pada NKRI


Wonosari, (pidjar.com)–Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) merilis bahwa sejumlah pondok pesantren dimasuki paham radikal. Meskipun tidak disampaikan pondok pesantren mana saja yang terindikasi paham radikal semacam ini, namun pernyataan tersebut menjadi alarm untuk pencegahan. Di Gunungkidul sendiri, dari puluhan pondok pesantren yang ada, diklaim bebas dari paham radikal maupun aktifitas terorisme. Pengawasan dan pembinaan sendiri terus dilakukan agar paham ini tak masuk ke pondok pesantren di Gunungkidul.
Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kemenag Gunungkidul, Yosep Muniri, menyampaikan, di Gunungkidul sendiri tercatat sebanyak 41 pondok pesantren yang beroperasi. Ia memastikan jika seluruh pondok yang telah mendapatkan ijin resmi dari pemerintah di Gunungkidul itu tidak terdapat indikasi adanya paham terorisme yang memasuki pondok pesantren.
“Kemarin terakhir pertemuan dua minggu lalu kita juga berbicara masalah itu, tidak ada indikasi yang mengarah ke sana. Kita juga berikhtiar semoga Gunungkidul tidak tercemar dengan permasalahan itu,” ucap Yosep, Kamis (09/02/2022).
Ia menambahkan, setiap pondok pesantren sendiri mempunyai mekanisme dalam melakukan screening terhadap santri yang akan masuk. Ia mencontohkan, salah satu upaya yang dilakukan dengan kelengkapan administrasi saat melakukan pendaftaran. Dari berkas administrasi, dapat diketahui profil dari calon santri sehingga dapat diperoleh informasi dasar tentang calon santri tersebut.
“Setiap pondok pesantren juga diminta mendatangani perjanjian setia dengan NKRI, kalau calon santri itu juga diminta demikian saat mendaftar jadi harus dipastikan tidak ada masalah. Sampai saat ini terkait isu terorisme baik personal di pondok pesantren ataupun institusi pondok pesantren di Gunungkidul tidak ada,” imbuhnya.
Selain itu, dengan adanya forum antar pondok pesantren di Gunungkidul juga dapat memberikan pembaruan informasi bagi pihaknya mengenai permasalahan atau kebutuhan apa saja yang dihadapi oleh pondok pesantren. Menurutnya, pondok pesantren merupakan sekolah moral yang harus dijauhkan dari paham-paham yang membahayakan seperti terorisme. Ia berharap ketika masyarakat mengetahui adanya praktek-praktek yang mencurigakan di pondok pesantren untuk tidak ragu melaporkannya.
“Kami tentunya berharap seandainya ada informasi langsung disampaikan kepada kami, misalnya personalnya siapa dan di pondok mana agar bisa dilokalisir permasalahannya, tapi tentunya harapannya agar tidak ada masalah,” tutup Yosep.

-
Sosial4 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Sosial4 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Besaran UMK 2024 Telah Disepakati, Gunungkidul Menjadi Yang Terendah se-DIY
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kemarau Panjang, BPBD Gunungkidul Terus Layani Permintaan Droping Air
-
Politik4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 48 Miliar Untuk Pilkada Gunungkidul 2024
-
Sosial1 minggu yang lalu
Sekian Lama Tak Disentuh Pemerintah, Pengusaha Muda Bangun 2 Ruas Jalan