Pemerintahan
Lagi, Ternak Milik Warga Hargomulyo Ditemukan Mati Mendadak


Wonosari,(pidjar.com)–Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul kembali mencatat adanya seekor ternak yang mati mendadak di Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Gedangsari pada Selasa (08/02/2022). Petugas kemudian melakukan penanganan dan mengirimkan sampel ke BBVet Wates untuk diuji laboratorium. Di Kalurahan Hargomulyo sendiri memang sebelumnya ditemukan kasus kematian ternak akibat anthraks. Saat ini, kalurahan tersebut bahkan telah ditetapkan sebagai zona merah penyebaran anthraks.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh Retno Widyastuti mengatakan, Selasa (08/02/2022) kemarin, pihaknya mendapatkan laporan perihal adanya seekor kambing yang mati mendadak di Kalurahan Hargomulyo. Petugas kemudian bergerak ke lokasi untuk melakukan penanganan mulai dari penguburan bersama warga, pengambilan sampel dan lainnya.
“Langsung kami lakukan penanganan dan pengambilan sampel,” ucap Retno, Rabu (09/02/2022).
Dengan adanya kasus kematian kambing tersebut, total sudah ada 17 ternak di Gunungkidul yang mati sejak pertengahan Desember sampai Februari ini. Adapun berdasarkan hasil laboratorium BBVet Wates, belum semuanya turun. Sementara baru 2 sapi dan seekor kambing di Kalurahan Gombang yang dinyatakan positif anthrak. Sementara di Hargomulyo hanya 1 sapi.
“Masyarakat tetap kami edukasi untuk mengubur ternak yang mati. Jangan sampai ada kejadian ternak sakit kemudian mati dan dibrandu (sembelih serta konsumsi),” ucap drh. Retno.
Sebab berdasarkan budaya selama ini, masih banyak masyarakat yang justru menjual atau menyembelih ternak mati untuk dikonsumsi. Tindakan semacam ini yang perlu diluruskan, sebab dapat menyebabkan penularan penyakit salah satunya anthraks ini.
Pengguyuran cairan formalin di kandang, pemberian antibiotik pada ternak di zona merah dan zona terdekat terus diberikan. Nantinya jika tanah atau kandang sudah negatif anthraks akan segera dilakulan pengecoran, sedangkan untuk vaksin anthraks juga akan segera dilakukan oleh petugas.
“Kalau untuk vaksin nantinya dilakukan di zona tertular dan di zona terancam,” paparnya.
Beberapa waktu lalu, hasil dari pendataan sementsra yang dilakukan, ada sekitar 1.100 ternak di dua Kalurahan tersebut yang nantinya akan diberikan vaksinasi. Saat ini aktifitas keluar masuk ternak di zona merah tidak diperkenankan oleh pemerintah. Kebijakan ini diberlakukan untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

-
Sosial4 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Sosial4 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Besaran UMK 2024 Telah Disepakati, Gunungkidul Menjadi Yang Terendah se-DIY
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kemarau Panjang, BPBD Gunungkidul Terus Layani Permintaan Droping Air
-
Politik3 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 48 Miliar Untuk Pilkada Gunungkidul 2024
-
Sosial1 minggu yang lalu
Sekian Lama Tak Disentuh Pemerintah, Pengusaha Muda Bangun 2 Ruas Jalan