fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Dirasa Sudah Terlalu Banyak dan Tidak Efektif, 15 % SD di Gunungkidul Akan Digabung

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul terus mematangkan rencana perampingan sejumlah Sekolah Dasar (SD) di Gunungkidul. Jumlah SD di Gunungkidul dinilai saat ini sudah terlalu banyak sehingga berimbas kepada membengkaknya biaya operasional sekolah-sekolah. Diperkirakan, puluhan SD di Gunungkidul akan digabung atas rencana regrouping tersebut.

Kepala Disdikpora Gunungkidul, Bahron Rosyid mengungkapkan, pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan dan pemetaan terkait sekolah-sekolah di Gunungkidul, khususnya di tingkat SD. Sekolah-sekolah tersebut, tengah dipelajari oleh tim yang dibentuk oleh Disdikpora. Nantinya jika memang sudah tidak efisien, diantaranya yang menjadi parameter adalah jarak antar sekolah maupun jumlah, maka sekolah-sekolah tersebut akan digabung.

“Sementara yang kita dalami adalah di tingkat SD yang memang terlalu banyak, untuk SMP saya kira masih cukup wajar meski sudah lama sekali pernah juga ada regoruping,” ucap Bahron, Jumat (19/10/2018) siang.

Menurut Bahron, regrouping memang sangat diperlukan. Pasalnya dengan jumlah SD yang cukup banyak, berdampak kepada kebutuhan tenaga pengajar yang sangat besar. Untuk tingkat SD, sedikitnya dibutuhkan sebanyak 7000 tenaga pengajar untuk mengampu seluruh Gunungkidul. Saat ini, pihaknya masih kekurangan tenaga pengajar dengan jumlah 700 orang. Slot-slot kosong inilah yang kemudian diisi oleh para Guru Tidak Tetap (GTT) yang diangkat oleh kepala sekolah. Terkait dengan kekurangan tenaga pengajar sendiri dinas memang tidak bisa berbuat apa-apa lantaran kebijakan perekrutan PNS adalah kewenangan dari pemerintah pusat.

Berita Lainnya  Lima Tahun Berturut-turut Sukses Cegah Pernikahan Dini, Pemdes Mertelu Diganjar Penghargaan

Ia menambahkan, sementara untuk tingkat SMP disebutnya masih dalam wajar karena kebutuhan tenaga pengajar yang hanya mencapai 2000 orang. Kuota pengajar untuk tingkat SMP masih bisa dicover oleh tenaga pendidik yang ada.

“Mayoritas memang kebutuhan kita ada di tingkat SD. Karena ya itu, jumlah sekolah sudah terlalu banyak,” tandas dia.

Bahron mencontohkan, seperti di Kecamatan Wonosari, jumlah ideal SD menurut perhitungan dinas hanyalah di angka 30 hingga 35 SD. Namun yang terjadi saat ini, jumlah SD di Kecamatan Wonosari berjumlah 42 sekolah.

Namun terkait hal ini juga ada pertimbangan lain. Seperti misalnya di Kecamatan Girisubo atau Purwosari yang sebaran penduduknya cukup jarang. Indikator jumlah siswa tidak bisa sepenuhnya diterapkan di wilayah ini. Untuk inilah kemudian pemetaan dan pendalaman sangat penting untuk dilakukan.

Berita Lainnya  Dinkes Akan Rekrut Tenaga Psikolog untuk Atasi Masalah Bunuh Diri di Gunungkidul

“Perkiraan kami, sekitar 15% sekolah yang ada di Gunungkidul saat ini akan diregrouping. Ini adalah untuk efektifitas,” imbuh dia.

Meski demikian, ia menyadari bahwa proses regrouping memang bukan hal yang sederhana. Perlu beberapa langkah dari dinas tak hanya terkait institusinya saja melainkan juga kepada masyarakat. Untuk itu, pihaknya dlam proses regrouping ini tidak dilakukan secara tergesa-gesa. Semua dilakukan secara berangsur-angsur dan jika sudah tidak ada masalah, akan langsung dilakukan penggabungan.

“Sekaligus kita menyadarkan kepada masyarakat terkait pentingnya regrouping ini,” pungkasnya.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler