Connect with us

event

DIY Duduki Peringkat Pertama Masalah Gangguan Jiwa, Mayoritas Diderita Gen Z

Diterbitkan

pada

BDG

 

Jogja, (pidjar) — Berdasarkan data kesehatan Indonesia pada tahun 2023, DIY menduduki peringkat pertama wilayah yang memiliki masalah gangguan jiwa terutama kategori gangguan jiwa berat. Mereka umumnya berusia antara 15-24 tahun atau merupakan Generasi Z.

Proyek Manajer Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Siswaningtyas mengatakan, meski DIY menduduki peringkat pertama masalah kesehatan jiwa di Indonesia, namun hal itu juga menunjukkan tren positif meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini masalah gangguan jiwa.

“Di satu sisi juga bagus karena ada sistem deteksi dini akhirnya nanti screening jiwa yang lebih massif daripada wilayah-wilayah yang lainnya,” katanya di sela peluncuran Buku Panduan Desa Ramah Kesehatan Jiwa di Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Sleman, Kamis (24/10/2024).

Siswaningtyas menyebut, melalui deteksi dini, masalah gangguan jiwa perlu mendapatkan respon kasus mulai dari sisi preventif, kuratif dan rehabilitatif. Sementara peluncuran buku tersebut merupakan bagian dari promosi untuk lebih peduli terhadap masalah kesehatan jiwa.

“Misalnya oh ini kayanya individu mengalami stres dan itu secepat mungkin mengakses layanan terdekat, apakah itu puskesmas atau psikolog, ” tandasnya.

Berita Lainnya  Ayo Gass, Program Unggulan Immawan-Martanty Bantu Belasan Ribu Pengusaha Muda Gunungkidul

Siswaningtyas menjelaskan, pentingnya kesehatan jiwa perlu disuarakan kepada masyarakat. Sebab hal itu bukan merupakan sesuatu yang tabu dan merupakan kebutuhan masyarakat.

“Akses layanan untuk kesehatan jiwa kita itu bukan jadi suatu hal yang tabu tapi suatu kebutuhan, ” ungkapnya.

Terkait dengan meningkatnya kesadaran masyarakat DIY terhadap kesehatan jiwa, lebih lanjut Siswaningtyas mengatakan, screening awal lebih banyak dilakukan oleh kelompok-kelompok remaja. Namun bagaimana mereka menyikapi adanya kecemasan dan gejala gangguan jiwa lainnya perlu pendampingan dari keluarga atau orang tua.

“Termasuk di kita yang masuk dalam usia dewasa dan produktif, itu misalnya ketika ada rambu-rambu dan belum membutuhkan layanan psikolog itu paling tidak bercerita kepada teman-teman terdekat. Makanya kita harus ramah pada diri kita, misalnya capek ya istirahat, butuh berjeda itu hal-hal yang perlu disadari supaya kita paham kesehatan jiwa itu bagian yang pokok,” jelasnya.

Berita Lainnya  Miliki Nilai Jual Tinggi, Petani Gunungkidul Mulai Lirik Budidaya Pisang Mas Asal Lumajang

Kata Siswaningtyas, kesehatan jiwa itu memang ada hubungannya dengan kesehatan fisik. Jika kesehatan jiwa tidak tertangani dan tertumpuk bisa menyebabkan kecenderungan depresi ringan hingga depresi berat.

“Angkanya memang naik karena faktornya bisa jadi karena gaya hidup, load pekerjaan itu bisa jadi stressors. Kalau di lingkungan masyarakat itu biasanya karena ekonomi, masalah hubungan, masalah keluarga itu jadi faktor dominan, termasuk kekerasan,” ungkapnya.

Terkait dengan peluncuran Buku Panduan Desa Ramah Kesehatan Jiwa, Siswaningtyas menambahkan, buku tersebut merupakan salah satu rangkaian untuk memperingati Hari Kesehatan Jiwa se Dunia. Sesuai dengan tema Kerja Cerdas untuk Kesehatan Jiwa Menuju Indonesia Emas, buku tersebut berkonsentrasi pada bagaimana menciptakan lingkungan yang sehat jiwa dan ramah baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat.

Berita Lainnya  Simpati Untuk Korban Kekeringan Terus Mengalir, Komunitas Sopir Truk dan Polisi Salurkan Bantuan

“Jadi itu supaya menjadi kesadaran baik dari individu dan warga bahwa itu penting. Sama-sama pentingnya menjaga kesehatan jiwa dan kesehatan fisik,” imbuhnya.

Buku tersebut memperkenalkan bagaimana desa itu mau dan mampu untuk peduli terhadap kesehatan jiwa. Desa sebagai pemerintah terdekat masyarakat diharapkan bisa memberikan kontribusi baik itu pendampingan kepada keluarga dan individu yang mengalami gangguan jiwa.

“Kenapa pakai terminologi desa dan tidak kalurahan karena harapannya ini juga dipahami tidak hanya di wilayah DIY, semua wilayah itu punya sumber daya untuk bersama-sama terutama di layanan kesehatan jiwa masyarakat, ” pungkasnya.(Ken).

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler