Sosial
Fenomena Sumber Air Memancar Juga Muncul di Kecamatan Ngawen



Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Fenomena mengucurkan sumber air tak hanya terjadi di Kecamatan Semin saja. Sumber air yang memancar juga ditemukan di Padukuhan Bundelan, Desa Tancep, Kecamatan Ngawen. Kemunculan sumber air ini dirasa menjadi berkah bagi warga sekitar yang memang terdampak kekeringan di tengah musim kemarau ini. Pasalnya, air yang muncul dari hasil pengeboran ini bisa kini dimanfaatkan oleh sejumlah warga secara gratis. Warga berbondong-bondong datang ke lokasi munculnya sumber air untuk dimanfaatkan mencukupi kebutuhan rumah tangga, pertanian hingga kolam ikan.
Pemilik lahan di mana air muncul, Poniyem (72) mengatakan, munculnya sumber air tersebut terjadi sejak pertengahan Juni 2019 lalu. Saat itu, Poniyem yang sumurnya kering kemudian berinisiatif untuk mengebor air di sekitar rumahnya.
“Saya nyuruh tukang bor, kemudian dibor sedalam 60 meter kemudian tiba-tiba muncul air cukup deras dari dalam tanah. Biayanya sekitar Rp 5 juta dulu,” ungkapnya, Jumat (23/09/2019).
Setelah itu, dirinya kemudian memasang pipa sedalam 3 meter lantaran di dalam sumber air itu sudah berbenturan dengan batu. Saat itu, kata Poniyem debit air yang muncul cukup besar, bahkan untuk mengisi satu ember besar hanya membutuhkan waktu beberapa detik saja. Namun berangsur-angsur, debit air menurun dan semakin pelan memancar meski masih terhitung besar.
“Dulu deras air yang keluar, kalau saat ini butuh sekitar 20 detik untuk satu ember hitam ini,” kata Poniyem.

Poniyem dan Prapto di sumber air memancar miliknya yang sudah dilengkapi pipa
Sementara itu, suami Poniyem, Prapto Suwito (75) menambahkan, air yang keluar itu kemudian dilirkan ke sejumlah sumur milik tetangga. Dirinya tidak memungut biaya sepeserpun atas air yang diambil oleh warga lainnya.
“Ini kan berkah, kenapa harus bayar, tidak bayar alias gratis. Biar nanti air ini menjadi berkah untuk warga lainnya,” papar Prapto.
Ia menjelaskan, air yang muncul ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun untuk dikonsumsi, air perlu diendapkan lantaran memiliki bau seperti lumpur.
“Memang dari awal agak bau, tapi airnya jernih banget,” kata dia.
Lebih lanjut dikatakan, air ini menjadi berkah di musim yang sangat gersang ini. Sebab, dengan air itu, dirinya bisa menanam bawang merah di sekitar rumahnya.
“Diselang untuk mengairi bawang ini. Selain itu juga ada kolam lele,” imbuhnya.
Ke depan dirinya berharap sumber air ini terus muncul. Sebab ketika musim kemarau air menjadi barang sangat berharga yang sangat dibutuhkan warga.
“Airnya memang saat ini semakin sedikit yang keluar. Tetapi semoga mampu bertahan lama. Ini kan keluarnya tidak di pompa,” pungkas dia.
-
Sosial3 minggu yang lalu
Gilang dan Salma Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng Gunungkidul 2025
-
Sosial4 minggu yang lalu
Berkenalan dengan Ekawati Rahayu Putri, Calon Ketum HIPMI DIY yang Visioner
-
Sosial3 minggu yang lalu
Festival Umuk Kampung, Merayakan Kelestarian Kota dengan Merawat Tradisi
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kasus Kesehatan Mental Tinggi, Gunungkidul Kolaborasi dengan IPI untuk Penanganan dan Antisipasi
-
Olahraga9 jam yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
film3 minggu yang lalu
LSB PP Muhammadiyah Luncurkan Film “Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia”
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kasus Antraks Kembali Ditemukan di Gunungkidul
-
Sosial2 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Hukum1 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Tinjau Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Pemerintahan1 hari yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul