fbpx
Connect with us

Politik

Dua Tokoh Senior Siap Perebutkan Kursi Ketua DPD Golkar Gunungkidul

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pasca Pemilu 2019, suasana politik di kalangan internal Partai Golkar Gunungkidul mulai memanas. Sejumlah tokoh mulai bermanuver untuk menduduki jabatan tertinggi di DPD Partai Golkar Gunungkidul. Sebenarnya, Muscab Partai Golkar sendiri rencananya baru akan digelar pada tahun 2020 mendatang. Namun demikian, pergerakan para tokoh tersebut dalam perebutan tersebut telah santer terdengar.

Sedikitnya, sudah ada 2 tokoh yang mendeklarasikan diri akan ikut bersaing dalam menduduki jabatan tersebut. Keduanya adalah Slamet S.Pd dan Heri Nugroho. Slamet sendiri merupakan tokoh senior di partai berlambang beringin. Pria yang menjabat sebagai anggota DPRD DIY ini bahkan sempat menduduki jabatan Ketua DPD Partai Golkar Gunungkidul pada masa lalu. Selain itu, Slamet juga sempat dicalonkan oleh Partai Golkar sebagai calon Wakil Bupati bersama dengan Sutrisno SE. Sementara pesaingnya, Heri Nugroho tak kalah moncer. Pria yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD Gunungkidul ini sepak terjangnya sangat diakui. Sempat menduduki jabatan Bendahara, Heri saat ini masih berstatus sebagai Sekretaris DPD Partai Golkar Gunungkidul.

Kepada pidjar.com, Slamet S.Pd menyatakan siap untuk mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Golkar Gunungkidul. Menurut Slamet, kembali terjunnya dirinya dalam kontestasi ini tak lepas dari begitu besarnya dorongan kader-kader di akar rumput.

Berita Lainnya  Ini 5 Putra Mahkota PAN Yang Disiapkan Gantikan Bupati Badingah

“Selepas Pemilu ini, banyak sekali kader yang menghubungi atau bahkan datang kepada saya dan meminta kepada saya untuk mencalonkan diri sebagai Ketua DPD Partai Golkar Gunungkidul,” tandas Slamet, Jumat (09/08/2019) siang.

Disinggung mengenai apakah kembali turun gunungnya berkaitan dengan semakin merosotnya suara Golkar dalam setiap Pemilu, Slamet menegaskan bahwa hal tersebut sama sekali tak terkait. Namun begitu, ia menyebut bahwa Partai Golkar Gunungkidul saat ini memang butuh penyegaran agar kembali berjaya.

“Saya kira bukan dalam hal membenahi, tapi sekedar mengoptimalkan semua sumber daya yang ada agar capaian suara kami semakin meningkat,” tuturnya.

Target besar langsung ia usung jika nantinya benar-benar terpilih untuk menahkodai Golkar Gunungkidul. Minimal 9 kursi menjadi target realistisnya pada Pemilu 2024 mendatang. Target ini menurut Slamet sangat mungkin dicapai oleh Partai Golkar dengan kerja keras dan kekompakan serta rekruitmen yang tepat. Ia juga menyebut, sebagai partai besar, sudah selayaknya nantinya Partai Golkar bisa berperan signifikan dalam penentuan kebijakan. Dalam hal ini tentunya, ia mewajibkan Partai Golkar akan bisa memiliki bupati sendiri.

Berita Lainnya  Rekapitulasi di Tingkat Kecamatan Hampir Selesai, KPU Bakal Lakukan Rekap Tingkat Kabupaten

“Tapi tentu saja hitung-hitungan semacam ini memang membutuhkan kerja dan komitmen dari seluruh kader dan stake holder. Dalam hal ini adalah semua orang berjuang untuk rakyat,” tegas Slamet.

Terpisah, Heri Nugroho juga mendeklarasikan dirinya untuk maju dalam Muscab Partai Golkar 2020 mendatang. Namun begitu, yang terpenting saat ini adalah menunggu amanah dari kader-kader dan pengurus Partai Golkar Gunungkidul. Dukungan penuh dari seluruh elemen menurut Heri sangat penting lantaran kerja sebagai ketua, terlebih partai besar seperti Golkar tentu bukan pekerjaan yang mudah. Saat ini, ada banyak sekali pekerjaan rumah yang membutuhkan perhatian dan konsentrasi untuk segera diselesaikan.

“Suasana saat ini sudah sangat berbeda dengan 10 tahun yang lalu. Ada banyak sekali yang harus kita lakukan,” papar Heri.

Hal yang sangat berbeda adalah pada masa lalu, Pemilu masih menggunakan nomor urut sebagai acuan caleg yang duduk di legislatif sementara saat ini, nomor urut tak lagi berpengaruh. Perubahan besar ini tentunya membutuhkan strategi yang berbeda. Heri bertekad ke depan jika terpilih menjadi Ketua Golkar Gunungkidul, ia akan membuka seluas-luasnya kran caleg di Partai Golkar. Perekrutan para tokoh yang potensial akan didekati dan diusung oleh Partai Golkar.

Berita Lainnya  Tak Ada Indikasi Kecurangan, Jokowi Unggul Telak Atas Prabowo di Gunungkidul

“Namun dengan metode ini tentu ada kelemahannya. Siapapun dia asal siap tarung dalam Pemilu bisa direkrut. Kita tidak lagi melihat kaderisasi, loyalitas atau apapun lainnya,” urai dia.

Kelemahan semacam ini tentu menjadi perhatiannya. Sehingga, tentunya diperlukan strategi-strategi khusus agar kelamahan ini tak berdampak negatif bagi partai Golkar. Yang terpenting adalah melakukan konsolidasi kader secara menyeluruh dari tingkat kabupaten hingga padukuhan serta menjalin komunikasi intensif dengan tokoh-tokoh yang sempat terpinggirkan.

“Menggalang kegiatan yang melibatkan generasi millenial itu juga sangat penting. Karena sekarang jamannya seperti itu,” imbuh dia.

Berkaitan dengan pencalonan ini, Heri menyebut bahwa sebenarnya sudah sejak lama ia selalu didesak untuk mencalonkan diri. Namun, atas berbagai pertimbangan, ia kemudian memilih untuk mundur dalam pencalonan dan hanya duduk dalam kepengurusan.

“Kalau untuk Muscab 2020 mendatang, jika memang diberikan amanah, saya siap maju dan menjadi Ketua DPD Golkar Gunungkidul,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler