Connect with us

Sosial

Ginanjar, Produsen Drum Asli Gunungkidul Yang Produknya Laris Diantri Artis-artis Kaliber Nasional

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Alat musik drum dengan label SMDC atau South Montain Drum Craft namanya memang sudah sangat masyur lantaran kualitasnya. Sejumlah drummer berlevel nasional sudah menggunakan produk dari SMDC ini. Diantara drummer-drummer kondang yang menjadi pengguna setia produk SMDC adalah Ari Soekamtie, eks drummer Endank Soekamti serta almarhum Andi Seventeen, drummer grup band Seventeen yang baru-baru ini menjadi korban tsunami Selat Sunda.

Sesuai dengan namanya yang memakai nama South Mountain, alat musik drum ini memang diproduksi oleh warga Gunungkidul. Adalah Ginanjar Agung Sasmito warga Padukuhan Jeruksari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari yang sejak beberapa tahun lalu mulai menggeluti usaha produksi drum.

Ginanjar, mengatakan ia mulai membuat drum sejak tahun 2011 lalu. Berawal dari ia yang juga merupakan seorang anak band di era 1990 hingga 2000-an itu ingin memiliki satu set drum layaknya yang dimiliki oleh band ternama internasional. Di tahun 2011 itu, ia yang bekerja di Maluku sempat memesan satu set drum dari Amerika Serikat namun gagal dikirim lantaran terganjal banyaknya hacker di Indonesia.

Semula ia masih terus berburu drum yang ia idam-idamkan tersebut. Sedangkan produk-produk alat musik drum yang beredar di Indonesia saat itu masih belum banyak ditemukan. Saat menemukan drum yang sesuai dengan keinginannya, tak ada warna yang cocok dengan yang diinginkannya. Dari situlah ia kemudian memiliki pemikiran untuk membuat sendiri alat musik drum. Keterbatasan peralatan dan pengetahuan tak membuatnya mundur dan bahkan semakin bersemangat dalam melakukan riset. Beberapa bulan ia rangkai sendiri alat yang ia idam-idamkan itu hingga selesai.

Berita Lainnya  Jelang Ramadhan, Ponpes Darush Sholihin Bagi-Bagi Uang Jutaan Kepada Takmir Masjid di Gunungkidul

Baru ia coba dan ingin belajar mendalami alat musik drum, ternyata satu set drum buatannya entah bagaimana kemudian dilirik oleh drummer Endank Soekamti yang terdahulu, Ari. Mulai dari situlah ia kemudian memberanikan diri untuk melakukan pengembangan, setiap kali memproduksi drum kemudian ia promosikan di media sosial miliknya. Ternyata potensi yang berawal dari ketidaksengajaan ini berbuah manis.

“Ada beberapa orderan yang mulai masuk. Awalnya saya buat sendiri, tapi sekarang memperkerjakan orang. Kami hanya produksi berdasarkan pesanan dari konsumen aja sih, belum ke produksi banyak layaknya di pasaran,” kata Ginanjar yang dulunya seorang bassis dari grup band Polos Gunungkidul saat ditemui di rumahnya, Jumat (28/12/2018).

Ia beberkan lebih lanjut, lantaran kualitasnya yang dianggap sangat bagus, sejumlah drummer kondang di Yogyakarta mulai tertarik dengan alat musik produksi SMDC. Sejumlah drummer tersebut diantaranya adalah drummer Endank Soekamti terdahulu, Shaggydog, kemudian Andi drummer Seventeen yang kemarin mengalami musibah. Selain artis papan atas dengan jam terbang tinggi itu, beberapa grup band lokal baik di DIY maupun Jawa Tengah juga sudah banyak yang menggunakan drum dari Gunungkidul.

Berita Lainnya  GCW Tuding Ketua Parpol Pengusung Bupati Ikuti Rapat Baperjakat Bahas Rotasi Mutasi

Mulai banyaknya drummer kondang yang menggunakan hasil produksinya ini tak lepas dari kerja keras Ginanjar. Dalam setiap produksinya, kualitas dalam pembuatan sangatlah ia perhatikan, mulai dari bahan pembuatan hingga suara yang dihasilkan. Dengan detail, semua hal hingga ke piranti remeh begitu ia perhatikan.

Dengan kualitas yang wah ini kemudian ia mematok harga yang tak main-main. Satu set drum produksi SMDC dihargai berkisar dari harga 5 juta hingga 24,5 juta.

“Bahan baku yang kami gunakan juga disesuaikan, kalau untuk yang standar ya menggunakan kayu-kayu dari Indonesia. Tapi kalau permintaan dari konsumen dengan kualitas yang super menggunakan bahan dari luar, misalnya kayu Ash itu kan bukan dari Indonesia. Semuanya tergantung dari pesanan dan detail keinginan dari pemesan,” tambah dia.

Usaha yang digeluti oleh Ginanjar gmitu pun tak main-main. Lantaran kualitas yang telah dipastikan oleh banyak musisi yang rela mengantri untuk bisa menggunakan jasanya. Memang dalam proses pembuatannya yang juga cukup rumit dan detail sehingga membutuhkan waktu dalam produksinya. Untuk satu set drum, dikerjakan mulai dari 1 minggu bahkan 1 bulan lebih tergantung dengan tingkat kesulitan permintaan dari konsumen.

Berita Lainnya  Lebih Dari Separuh Masyarakat DIY Bermain Sosmed, Jadi Sasaran Empuk Peredaran Isu Hoax

Bapak 2 orang anak itu juga menyoroti mengenai perkembangan musik di Gunungkidul. Meski band lokal di Bumi Handayani ini banyak, namun tingkat eksistensinya selama beberapa tahun ini tidak begitu terlihat. Di era yang modern ini justru banyak yang membidik pasar digital. Tak banyak yang memiliki keinginan untuk mengembangkan sayap di daerah, dengan mengenalkan band maupun karyanya secara nyata.

“Banyakan di youtube ataupun media sosial lainnya. Padahal potensinya bagus kalau di pasaran,” imbuh dia.

Menurut Ginanjar, potensi untuk lebih terkenal jika memperkenalkan karya dan bandnya secara langsung jauh lebih mendapatkan simpatisan atau penggemar yang banyak. Namun demikian tentunya harus diimbangi pula dengan kualitas karya dan personil yang bagus pula.

“Udah jarang banget ada even yang menyajikan band-band lokal. Itu kan sebenarnya juga untuk regenerasi anak band di daerah, mengasah kemampuan mereka untuk lebih meningkatkan karya dan kualitas. Sayang minim ada kegiatan positif seperti ini,” terangnya.

Nantinya selain mengembangkan dunia usaha produksi alat musik itu, Ginanjar juga ingin mengumpulkan teman-teman seperjuangannya dulu dalam mengenalkan band di Gunungkidul. Sehingga ada kegiatan positif dan keberadaan grup band, rumah produksi, studio band pun juga tidak tergerus perkembangan jaman.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler