fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Habiskan Dana Rehab Nyaris Rp 1 Miliar, Tak Ada Perubahan Berarti di Bangsal Sewoko Projo

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Revitalisasi Bangsal Sewoko Projo (BSP) pada tahap pertama telah dilakukan. Dana hampir satu miliar rupiah pun sudah dihabiskan untuk pembangunan tersebut. Meski dalam rencananya akan terdapat banyak perubahan, namun pada akhirnya justru sedikit perbedaan dibanding bangunan sebelumnya.

Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono mengatakan, revitalisasi tahap pertama ini telah dilakukan menggunakan dana keistimewaan. Dalam pembangunan bangsal cagar budaya tersebut pihaknya telah menggelontorkan dana hampir satu miliar rupiah.

“Sepertinya sekitar Rp 900 juta sekian saya kurang hafal pastinya,” jelasnya, Kamis (02/01/2020).

Agus mengakui dalam revitalisasi tahap pertama kali ini tidak banyak perubahan. Sebab menurutnya banyak dari bagian bangunan yang masih bisa difungsikan ulang.

“Seperti genting, itu masih bisa dipakai kan kita ubah sesuai fungsinya saja. Kalau fungsinya masih sama ya kita pakai lagi,” ucap Agus.

Sementara itu, untuk kayu ukir yang ada di bagian pendapa atau gebyok akan dilepas karena ukiran tersebut bukan merupakan ciri khas Gunungkidul. Kemudian ada beberapa keramik yang mengalami kerusakan akan segera diganti.

Berita Lainnya  Pengajuan Pendanaan Perpustakaan 10 Miliar Disetujui, Pembangunan Akan Dilakukan Tahun Depan

“Bentuknya sama catnya kita kembalikan seperti dulu,” ucap dia.

Nantinya, rehab akan dilakukan secara bertahap. Ketika perkantoran sudah dibangun, maka akan dilakukan penetapan sebagai cagar budaya.

“Kalau sudah jadi pusat perkantorannya (pembangunan di Siraman) maka akan kita jadikan cagar budaya,” kata Agus.

Sebelumnya Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul, Drajat Ruswandono beberapa waktu lalu. Drajat mengatakan, BSP merupakan salah satu bangunan bersejarah di Gunungkidul, lokasinya yang berada di pusat kota nantinya akan memberikan daya tarik tersendiri.

“BSP kita proyeksikan menjadi landmarknya Gunungkidul,” kata Drajat.

Sebab menurutnya, BSP nantinya menjadi sebuah simbol visual yang mengindentifikasikan suatu kota berdasarkan bentuk visual yang kuat. Karena bangunan tersebut memiliki suatu yang khas dan tidak dimiliki daerah lain serta berada pada tempat strategis disebuah kota.

Berita Lainnya  Mega Proyek Penyedotan Sumber Air Besar-besaran, Tanjungsari dan Panggang Digelontor 50 Miliar

 

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler