Pemerintahan
Habiskan Puluhan Miliar, Pengolahan Sampah di TPAS Banjarejo Akan Dilengkapi Tekhnologi Mutakhir






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Tempat Pemrosesan Akhir Sampah yang akan di bangun di Padukuhan Wonosobo, Desa Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari nampaknya akan berdampak positif. Tidak hanya pada pengelolaan sampah di kawasan wisata, namun juga terhadap olahan sampah nantinya.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Kapasitas (P2KP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul, Mujiyana mengatakan, ada dua opsi pengelolaan sampah di lokasi tersebut. Diantaranya adalah pengelolaan menggunakan model sanitary landfill (mesin insenerator) atau mesin penghancur sampah.
“Kedua metode itu mempunyai keuntungan atau kelebihan masing-masing,” kata Mujiyana ketika dihubungi pidjar-com-525357.hostingersite.com, Jumat (08/02/2019).
Ia menjelaskan, keunggulan dari sanitary landfill adalah sampah yang diolah nantinya dapat digunakan untuk bahan bio gas. Hal itu sangat mungkin terealisasi lantaran sudah masuk dalam DED dan master plan pembangunan di Banjarejo tersebut.
“Kalau menggunakan model insenerator atau sampah dihancurkan dapat digunakan sebagai bahan baku batako atau konblok. Tapi harganya mahal sekitar Rp 9 miliar,” kata dia.







Kedua metode tersebut sangat mungkin dijalankan, meskipun nantinya akan membutuhkan anggaran yang cukup fantastis. Namun pihaknya tidak berkecil hati akan berjalannya rencana tersebut karena dari segi pembiayaan ditanggung oleh pemerintah pusat.
Sementara itu Kepala Dinas DLH Gunungkidul, Agus Priyanta menambahkan penunjukan lokasi pembangunan di Dusun Wonosobo merupakan hasil rekomendasi dari konsultan perencana. Sebelum penunjukan, ada tiga opsi untuk pembangunan TPAS.
“Ketiga lokasi ini meliputi Desa Banjarejo, Tanjungsari; Desa Monggol, Saptosari dan Desa Tepus, Kecamatan Tepus. Dipilihnya Banjarejo karena berada di tengah-tengah, selain itu juga untuk mengakomodir sampah-sampah dari kegiatan pariwisata yang berada di wilayah selatan Gunungkidul,” jelas Agus.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya berencana membebaskan lahan sebesar 5 hektare. Setiap hektar lahan yang dibebaskan akan menghabiskan dana sebesar Rp 10 miliar.
“Pengerjaan akan dilakukan setelah pembebasan lahan selesai,” kata Agus.