Sosial
Harga Ayam Potong di Gunungkidul Meroket






Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Hanya dalam waktu dua bulan saja, harga ayam potong di Gunungkidul naik menjadi dua kali lipat. Minimnya pasokan anakan ayam atau sering disebut kuthuk untuk peternak mandiri maupun plasma membuat harga ayam terus meroket.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, Johan Eko Sudarto melalui Kepala Bidang Perdagangan, Yuniarti Ekoningsih mengatakan, saat ini harga ayam di sejumlah pasar di Gunungkidul mencapai Rp. 42.000 per kilogram. Padahal dua bulan lalu, di level penjual harga ayam hanya Rp. 24.000. Bahkan, harga di level peternak hanya Rp. 8.000 per kilogram dalam kondisi berbulu.
“Sekarang sudah 18 ribu per kilo dari peternak,” ucap Yuni kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Kamis (02/07/2020).
Menurutnya, kondisi ini lantaran tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan masyarakat. Terlebih di masa new normal, beberapa masyarakat sudah kembali menggelar hajatan meskipun dengan kondisi tamu terbatas.
“Banyak yang melangsungkan akad nikah dan kegiatan lainnya sehingga permintaan banyak,” imbuh dia.







Sementara itu, salah satu peternak plasma ayam boiler di Desa Putat, Kecamatan Patuk, Jabrik mengatakan, sudah dua bulan ini kandangnya kosong. Sejak harga ayam anjlok, ia tidak dapat setoran dari PT yang bekerjasama dengannya.
“Mundur terus, katanya minggu depan mau drop anakan ayam, tapi sampai dua bulan ini tidak disetori anakan ayam,” kata bapak dua orang anak ini.
Idealnya, kandangnya dapat menampung 2.500 ekor ayam. Ayam tersebut bisa dipanen setelah berusia satu bulan.
“Kandang kosong pun maksimal 14 hari nanti pasti sudah dipasok tapi ini sampai lama belum,” ujar Jabrik.
Bahkan, peternak ayam boiler mandiri tidak ada satupun yang kebagian kuthuk ayam. Ia mengatakan lantaran harga ayam anjlok dua bulan lalu, produksi kuthuk semakin sedikit.
“Banyak juga yang masih lockdown, angkutan juga belum stabil,” tutup dia.