fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Tingkatkan Pelayanan, Pemerintah Kembangkan Layanan Kesehatan Telemedicine

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pirjar.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tengah mengembangkan teknologi Telemedicine. Sebuah layanan kesehatan jarak jauh untuk memudahkan konsultasi antara pasien dengan dokter.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Sumitro mengatakan, pihaknya telah mengujicoba program telemedicine ini di lima puskesmas, meliputi puskesmas Playen 1, Ngawen 1, Semanu 1, Nglipar 1 dan Rongkop.

“Kecuali Rongkop, empat puskesmas lain itu telah memiliki alat penunjang telemedicine. Di antaranya timbangan berbasis bluetooth, stetoskop bluetooth, tablet, dan tensimeter digital,” kata Sumitro, Minggu (30/09/2018).

Ia menambahkan, untuk puskesmas yang telah memiliki perangkat telemedicine ini akan terhubung dengan perangkat serupa di RSUD Wonosari. Nantinya, jika ada pasien di puskesmas yang memerlukan konsultasi dokter tapi di puskesmas tersebut tidak ada dokter, maka bisa langsung dihubungkan dengan dokter di RSUD Wonosari.

“Prinsipnya seperti telekonferensi. Tapi ini khusus untuk konsultasi medis. Bedanya adalah adanya alat penunjang medis berteknologi bluetooth jadi dokter yang terhubung bisa mendiagnosis apa sebenarnya sakit yang diderita pasien tanpa bertemu langsung,” kata Sumitro.

Berita Lainnya  Perjuangan Keluarga Suryanto Melawan Kanker Kelenjar Air Liur, Jual Harta Benda Hingga Menunggu Uluran Tangan Dermawan

Meski demikian, dalam penggunaan telemedicine tidak bisa dilangsungkan secara mendadak. Harus ada penjadwalan terlebih dahulu mengingat keterbatasan dokter spesialis di RSUD Wonosari.

“Selain itu dokter juga juga harus menangani pasien yang langsung datang ke rumah sakit,” terangnya.

Sumitro menjelaskan perangkat penunjang telemedicine ini merupakan bantuan dari Tim Faster Botten dari Swedia yang merupakan program kerjasama UGM dengan Universitas Umeo, Swedia.

“Kami sudah kerjasama sejak 2016, dan sudah saling bertukar pengalaman ihwal kesehatan masyarakat, jadi mereka menawarkan bantuan teknologi ini untuk memudahkan kami,” ungkapnya. 

Di balik semua kemudahan tersebut, Sumitro mengakui pihaknya masih terkendala dalam penggunaan telemedicine. Adapun kendala tersebut yakni masih minimnya SDM baik dokter spesialis di RSUD maupun di puskesmas. Ada juga kendala pada belum meratanya jaringan telekomunikasi di pelosok Gunungkidul, hal ini mengingat penggunaan telemedicine perlu dibantu jaringan telekomunikasi yang kuat.

Berita Lainnya  Warga dan Investor Rebutan Bukit, Pantai Watukodok Kembali Memanas

“Sejauh ini untuk jaringan memang ada kendala tapi tahun ini Diskominfo merencakanan untuk memperluas jaringan. Jadi kami harap kendala itu bisa segera teratasi,” ucapnya.

Pihaknya memberi target tentang penggunaan telemedicine dapat menyasar seluruh puskesmas di Gunungkidul, terutama di puskesmas yang jauh dari rumah sakit.

Sementara itu Kepala UPT Puskesmas Playen 1, dr. Yolanda Barahama menerangkan alur penggunaan telemedicine ini dimulai dari adanya kasus penyakit yang dilaporkan baik oleh posyandu, posbindu maupun masyarakat langsung ke puskesmas. Jika puskesmas bisa menangani maka telemedicine tidak akan dilakukan.

“Tapi kalau di kami tidak bisa contohnya ada kasus penyakit yang perlu konsultasi langsung ke dokter spesialis, ya kami langsung pake telemedicine ke dokter yang bersangkutan,” jelas Yolanda.

Dia berharap penggunaan telemedicine ini bisa dimaksimalkan dan mampu membantu pasien yang notabene jauh dari rumah sakit sehingga bisa segera ditolong dan didagnosis penyakitnya. (kelvian)

Berita Lainnya  Antisipasi OTT KPK Masuk Gunungkidul, Ini Pesan Wakil Bupati dan Ketua DPRD

 

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler