Sosial
Harga Tembakau Anjlok, Petani Kelabakan


Purwosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Petani Tembakau di Wilayah Giritirto, Kecamatan Purwosari prihatin dengan rendahnya harga tembakau di masa tanam ke dua ini. Pasalnya, harga jual mengalami penurunan cukup drastis. Hal ini tentu saja membuat para petani kelabakan mengingat biaya produksi yang juga tinggi.
Salah seorang petani tembakau, Haryanto warga di Padukuhan Ploso, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari mengatakan, pada masa panen kedua ini, para petani merasakan kegelisahan yang luar biasa. Pasalnya harga jual tembakau rajang mengalami penurunan cukup drastis.
“Awal tahun harganya Rp 150 ribu per kilogram. Saat ini hanya Rp 90 ribu saja,” kata Haryanto yang juga merupakan Dukuh Ploso, Jumat (10/08/2018).
Ia mengatakan, turunnya harga tembakau dikhawatirkan mempengaruhi perekonomian masyarakat. Pasalnya, para petani di Giritirto tak menanam tanaman lain selain tembakau. Sebagian besar lahan telah dialih fungsikan menjadi kebun tembakau.
“Saya khawatir dengan harga jual yang saat ini dapat menganggu perekonomian masyarakat. Sebab para petani tidak mempunyai hasil lain selain tembakau ini,” ucapnya.
Haryanto sendiri belum mengetahui persoalan yang mempengaruhi anjloknya harga tembakau. Karena dari pihak pengepul tembakau di wilayah Kabupaten Bantul, tidak bisa menjelaskannya.
“Kondisi naik turun biasa. Cuma saat ini ya memang turunnya drastis,” tegas Haryanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, dari pantauan pihaknya harga tembakau di Gunungkidul, khususnya di Kecamatan Purwosari relatif bagus. Ia menduga, turunnya harga tembakau dikarenakan rendahnya kwalitas tembakau yang dihasilkan petani.
“Dari pantauan kami belum lama kemarin harga disana Rp 40 ribu sampai dengan Rp 200 ribu. Jadi kemungkinan yang harganya turun itu karena kwalitasnya juga rendah,” ujar Bambang.
Dijelaskan Bambang, perkembangan perkebunan tembakau di Gunungkidul cukup baik. Saat ini sejumlah kecamatan sedang berlomba-lomba menghasilkan tembakau dengan kwalitas terbaiknya.
“Saat ini sudah berkembang di sejumlah kecamatan seperti, Purwosari, Panggang, Paliyan, Wonosari, Karangmojo, Semin, Ngawen dan Ponjong. Jadi sudah banyak tembakau rakyat di Gunungkidul,” imbuh dia.
Disinggung mengenai adanya keluhan petani, sampai dengan saat ini pihaknya belum menerima adanya aduan. Pasalnya untuk pemasaran, sejumlah kelompok tani juga melakukan kerjasama dengan perusahaan besar di luar daerah.
“Ada PT. Sadana, PT. Pandu dan beberapa PT yang bekerjasama dengan masyarakat. Sehingga soal pemasaran sepertinya tidak ada masalah,” pungkas dia.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized7 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event7 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik7 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya7 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya