Sosial
Harga Tembakau Anjlok, Petani Kelabakan
Purwosari,(pidjar.com)–Petani Tembakau di Wilayah Giritirto, Kecamatan Purwosari prihatin dengan rendahnya harga tembakau di masa tanam ke dua ini. Pasalnya, harga jual mengalami penurunan cukup drastis. Hal ini tentu saja membuat para petani kelabakan mengingat biaya produksi yang juga tinggi.
Salah seorang petani tembakau, Haryanto warga di Padukuhan Ploso, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari mengatakan, pada masa panen kedua ini, para petani merasakan kegelisahan yang luar biasa. Pasalnya harga jual tembakau rajang mengalami penurunan cukup drastis.
“Awal tahun harganya Rp 150 ribu per kilogram. Saat ini hanya Rp 90 ribu saja,” kata Haryanto yang juga merupakan Dukuh Ploso, Jumat (10/08/2018).
Ia mengatakan, turunnya harga tembakau dikhawatirkan mempengaruhi perekonomian masyarakat. Pasalnya, para petani di Giritirto tak menanam tanaman lain selain tembakau. Sebagian besar lahan telah dialih fungsikan menjadi kebun tembakau.
“Saya khawatir dengan harga jual yang saat ini dapat menganggu perekonomian masyarakat. Sebab para petani tidak mempunyai hasil lain selain tembakau ini,” ucapnya.
Haryanto sendiri belum mengetahui persoalan yang mempengaruhi anjloknya harga tembakau. Karena dari pihak pengepul tembakau di wilayah Kabupaten Bantul, tidak bisa menjelaskannya.
“Kondisi naik turun biasa. Cuma saat ini ya memang turunnya drastis,” tegas Haryanto.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, dari pantauan pihaknya harga tembakau di Gunungkidul, khususnya di Kecamatan Purwosari relatif bagus. Ia menduga, turunnya harga tembakau dikarenakan rendahnya kwalitas tembakau yang dihasilkan petani.
“Dari pantauan kami belum lama kemarin harga disana Rp 40 ribu sampai dengan Rp 200 ribu. Jadi kemungkinan yang harganya turun itu karena kwalitasnya juga rendah,” ujar Bambang.
Dijelaskan Bambang, perkembangan perkebunan tembakau di Gunungkidul cukup baik. Saat ini sejumlah kecamatan sedang berlomba-lomba menghasilkan tembakau dengan kwalitas terbaiknya.
“Saat ini sudah berkembang di sejumlah kecamatan seperti, Purwosari, Panggang, Paliyan, Wonosari, Karangmojo, Semin, Ngawen dan Ponjong. Jadi sudah banyak tembakau rakyat di Gunungkidul,” imbuh dia.
Disinggung mengenai adanya keluhan petani, sampai dengan saat ini pihaknya belum menerima adanya aduan. Pasalnya untuk pemasaran, sejumlah kelompok tani juga melakukan kerjasama dengan perusahaan besar di luar daerah.
“Ada PT. Sadana, PT. Pandu dan beberapa PT yang bekerjasama dengan masyarakat. Sehingga soal pemasaran sepertinya tidak ada masalah,” pungkas dia.
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini