Sosial
Tiga Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Akibat Leptospirosis, Kenali Gejalanya
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Salah satu penyakit berbahaya yang patut diwaspadai pada musim penghujan adalah penyakit Leptospirosis. Penyakit ini adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang cara penularannya melalui kencing tikus. Merujuk data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, di tahun 2021 ini sudah ada sejumlah kasus leptospirosis dengan beberapa orang dinyatakan meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan data yang masuk ke Dinas Kesehatan Gunungkidul, hingga saat ini, sudah ada 8 orang yang dilaporkan terpapar penyakit ini. Dewi menyebut, dari 8 kasus tersebut, tiga diantaranya tidak bisa diselamatkan meski sudah mendapatkan penanganan dari petugas medis.
Penyakit semacam ini mamang banyak terjadi pada saat musim penghujan tiba. Pada tahun-tahun sebelumnya, di Gunungkidul sendiri juga sering ditemukan adanya orang yang mengalami penyakit Leptospirosis yang juga berakibat fatal, meninggal dunia.
“Sudah ada tiga orang terlaporkan meninggal akibat penyakit ini. Leptospirosis memang penyakit yang cukup berbahaya jika terlambat dalam penanganannya,” kata Dewi Irawaty, Kamis (02/12/2021).
Mereka yang terpapar bakteri ini mayoritas adalah petani. Menurutnya, aktifitas petani yang lebih banyak di ladang atau sawah menjadi orang yang paling rawan terjangkit penyakit ini. Areal persawahan, terutama pada musim penghujan memang rawan terjadi penularan bakteri leptospira. Banyak tikus liar yang berhabitat di areal persawahan. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh petugas, beberapa daerah yang menjadi sebaran leptospirosis di Gunungkidul adalah Kapanewon Semin, Nglipar, Gedangsari, Patuk, dan Ngawen. Meski demikian, di daerah lain pun juga berpotensi yang sama.
“Penelitian yang dilakukan juga ada tikus di kawasan pantai yang ternyata juga berpotensi menularkan penyakit leptospirosis. Untuk itu kami himbau agar lebih hati-hati kembali saat beraktifitas. Bakteri ini terkandung dalam kencing tikus, kemudian menular ke manusia lewat luka terbuka,” jelas dia.
Menurut Dewi, untuk menyikapi kondisi seperti ini, penanganan tidak hanya sebatas di awal untuk pasien yang sudah terpapar Leptospirosis. Melainkan juga lingkungan dan lainnya juga perlu penanganan khusus. Mulai dari pencegahan dan lainnya. Masyarakat sendiri dihimbau untuk lebih waspada dan melakukan antisipasi dini saat beraktifitas di musim sekarang, terlebih jika aktifitasnya banyak di sawah.
“Mulai dari sering cuci kaki, menggunakan alas kaki saat berladang, segera mengobati luka terbuka dan lainnya. Kami tidak bisa bekerja sendiri untuk melakukan pencegahan, kader di setiap padukuhan memiliki peran juga untuk memberikan edukasi,” papar Dewi.
Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Wonosari, dr. Wahyu mengungkapkan, masyarakat tentu harus waspada pada musim penghujan seperti sekarang ini. Berkaitan dengan penyakit leptospirosis ini dirinya memberikan gambaran gejala penderita leptospirosi. Diantaranya mengalami demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, mual, muntah dan tidak memiliki nafsu makan, diare, mata memerah, nyeri otot, sakit perut, dan keluar bintik-bintik merah pada kulit.
Setelah 1 sampai 3 hari akan kembali muncul gejala lain, seperti demam yang tidak segera reda, penyakit liver, sulit buang air kecil, pembengkakan pada tangan dan kaki, nyeri dada, sesak nafas, jantung berdebar-debar, lemas dan sering keringat dingin, serta sakit kepala dan leher kaku.
“Selama periode ini, RSUD sudah melakukan penanganan pada 5 pasien leptospirosis,” ucap dr. Wahyu.
-
Budaya4 minggu yang lalu
Berikut Hasil Pembukaan Cupu Panjala
-
Politik2 minggu yang lalu
Mantan Pj Sekda Ungkap Bahaya Janji Manis Hibah 100 Juta per Padukuhan
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Kasatkornas Banser Syafiq Syauqi Temui Pengasuh Pondok dan Perwakilan Pemuda Indonesia Timur
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Mengintip Perjalanan Panjang Klub Voli Ganeksa Bhumikarta Yang Mulai Bersinar di Level Nasional
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pakar Pariwisata : Pengumpulan Data Gastronomi Terkendala Kurangnya Edukasi dan Pewarisan Budaya Kepada Generasi Muda
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Pekerja Proyek JJLS Temukan Goa Saat Proses Penggalian Bukit
-
Politik2 minggu yang lalu
Tanggapi Santai Tuntutan Diskualifikasi, Timses : 03 Paling Kuat, Wajar Mau Dijegal
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tak Berizin, Polisi Tutup Seluruh Outlet 23 Penjual Miras di Gunungkidul
-
Budaya4 minggu yang lalu
Tampilkan Enam Kelompok, Parade Teater Linimasa #7 Bakal Digelar di TBY
-
event4 minggu yang lalu
Filateli Sebagai Edukasi dan Investasi
-
Budaya4 minggu yang lalu
Pameran Seni Visual & Bonsai Resmi Dibuka di Loman Park Hotel Yogyakarta
-
Sosial4 minggu yang lalu
Penjelasan DLH Mengenai Penutupan Goa di Proyek JJLS Gunungkidul