Connect with us

Sosial

Hasil Tes Laboratorium Keluar, Warga Yang Terpapar Ternak Mati Mendadak di Karangmojo Negatif Anthraks

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Usai ditemukannya kasus anthraks pada hewan sapi di wilayah Kecamatan Karangmojo beberapa waktu lalu, petugas dari Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul langsung mengambil sikap. Sejumlah langkah antisipasi terus dilakukan pasca positifnya kematian hewan-hewan ternak tersebut akibat spora anthrax.

Beberapa hari lalu, petugas kesehatan telah melakukan screening ada sejumlah orang untuk mengetahui persebaran penyakit ini. Senin (27/05/2019) pagi tadi, hasil dari pemeriksaan tersebut telah diperoleh Dinas Kesehatan Gunungkidul. Hasilnya, sample pemeriksaan terhadap manusia adalah negatif anthraks. Hasil ini tentunya cukup melegakan mengingat virus anthrax sangat berbahaya dan cukup mudah menular.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengungkapkan, sejak merebaknya penyakit ini di masyarakat petugas kesehatan jajarannya langsung melakukan langkah antisipasi. Dua orang warga Kecamatan Karangmojo telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petugas diantaranya ialan warga Grogol, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo yang merupakan pemilik ternak dan seorang warga Gedangrejo yang merupakan pemilik jagalan atau penyembelihan ternak khususnya sapi.

Berita Lainnya  Cinta Tak Direstui Jadi Penyebab AS Nekat Melakukan Aborsi

Dari pemeriksaan kesehatan dan uji laboratorium, dua orang yang menjadi sampel tersebut negatif dari penyakit anthraks. Namun demikian pihaknya masih terus berupaya melakukan sosialisasi-sosialisasi terkait penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia itu.

“Tadi pagi dapat telpon terkait hasil uji laboratorium dan beberapa pemeriksaan yang dilakukan waktu lalu. Hasilnya negatif kok,” terang Dewi Irawaty, Senin (27/05/2019) siang.

Dengan diketahuinya jika manusia nihil dari penyakit anthraks, dari Dinas Kesehatan sendiri hanya akan melakukan langkah-langkah antisipasi. Misalnya dengan memberikan pemahaman terhadap masyarakat dalam memelihara ternak, kemudian pencegahan seperti interaksi tidaklah seintens biasanya serta memberikan vaksin pada pemilik hewan.

“Kalau untuk vaksin tidak lah sementara ini, hanya antisipasi-antisipasi biasa dulu. Alhamdulillahnya orangnya tidak sampai tertular penyakit ini,” imbuh dia.

Lebih lanjut, ia juga menekankan pada masyarakat Gunungkidul untuk menghindari memakan daging sapi yang sebelumnya mati mendadak. Pasalnya jika hal ini dilakukan dan sapi tersebut positif anthraks kemungkinan besar dapat menularkan penyakit tersebut kepada orang yang memakan daging itu.

Berita Lainnya  Air Berubah Warna Jadi Putih, Warga Wareng Harus Endapkan 2 Hari Untuk Bisa Dikonsumsi

Kemudian untuk luka yang diderita oleh orang yang bersentuhan langsung dengan hewan positif anthraks, menurut Dewi sejauh ini luka tersebut hanya luka pada kulit biasa. Meski demikian memang ada infeksi, tetapi ia kembali menegaskan jika hal itu bukanlah disebabkan dari penyakit anthraks.

Tak jauh berbeda, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto menambahkan jika pihaknya juga menyebar petugas untuk melakukan pemeriksaan di seluruh hewan ternak yang ada di Gunungkidul. Sejauh ini bedasarkan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan, untuk wilayah Semanu dan Nglipar hewan ternak masih dalam kondisi aman dan negatif.

Secara keseluruhan hasil dari masing-masing wilayah belum keluar mengingat uji laboratorium yang dilakukan juga membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar. Meski demikian pihaknya terus melakukan monitoring ke lapangan atas perkembangan yang ada.

Berita Lainnya  Kisah Miris Puluhan Pekerja Pembangunan Gedung Pabrik, Delapan Bulan Upah Tak Kunjung Dibayarkan

“Baru dua kecamatan ini yang masuk datanya. Untuk yang lain masih belum,” ucapnya.

Sejauh ini, beberapa rekomendasi dari pemerintah pusat telah diterima oleh Dinas Pertanian dan Pangan. Meski demikian untuk melakukan penutupan sementara jual beli hewan ternak masih belum dapat dilakukan. Pasalnya, hal ini bukan ranah dinasnya melainkan ada kewenangan dari dinas lain pula.

“Beberapa masukan dan rekomendasi sudah kami terima dan tampung. Ini baru akan kami ajukan ke dinas terkait lain maupun pimpinan, kedepan langkahnya akan bagaimana itu keputusan mereka,” imbuh Bambang.

Saat ini pula pihaknya juga masih melakukan penelusuran ke lapangan terkait temuan antraks di sejumlah tempat khususnya sekitar TKP. Penyakit tersebut berasal dari mana masih belum diketahui dan memerlukan waktu dalam penelusurannya, adapun yang diambil oleh petugas dalam pengujian ini adalah tanah di setiap kandang atau tempat memelihara hewan.

“Ada ratusan sapi, kambing dan 9 domba yang kami vaksin kemarin,” tutupnya.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler