Kriminal
Ikrar Haru Dua Perempuan Napi Terorisme Makassar yang Diboyong ke LPP Wonosari
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dua narapidana terorisme yang menjalani hukuman di Lembaga Permasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Wonosari menyatakan ikrar setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Momen haru menyelimuti deradikalisasi yang dihadiri oleh sejumlah aparat penegak hukum dan keluarga para napiter ini.
Dua narapidana terorisme ini adalah Sobah Rahardjo Tjakraningrat dan Aulia Saleh yang masuk pada salah satu jaringan terorisme di Makassar beberapa waktu lalu. Deradikalisasi adalah upaya penegak hukum untuk menetralkan pemikiran napiter yang tidak sejalan dengan aturan aturan negara. Serta melepas biat dua orang ini kepada Abu Bakar Al Baghdadi dan kembali mengakui NKRI.
Satu persatu narapidana terorisme ini membacakan ikrar yang menyatakan kembali untuk cinta dan membangun NKRI. Kemudian pengucapan Pancasila, penghormatan kepada Bendera Merah Putih dan dilanjutkan dengan mencium bendera Merah Putih sebagai bentuk cinta tanah Air.
Momen haru sendiri begitu nampak dari awal hingga akhir, keluarga Sobah (napiter) hadir dan turut menyaksikan dekalarasi deradikalisasi ini. Usai semuanya selesai, Sobah nampak menangis dan memeluk ibu kandungnya yang hadir, pun demikian dengan kedua anaknya.
Kepala Divisi Permasyarakatan Kanwil DIY, Gusti Ayu Putu Suwardani mengatakan, Sobah dan Aulia Saleh merupakan terorisme jaringan JAD dari wilayah Makassar. Keduanya diamankan beberapa waktu lalu, untuk pembinaan terhadap keduanya kemudian dititipkan di Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Wonosari.
“Kami mendapat kiriman 2 napiter ini, mungkin saking banyaknya napiter kemudian dikirim ke beberapa lembaga permasyarakatan yang ada di daerah, salah satunya yang ada di Wonosari ini,” papar Gusti Ayu, Kamis (30/03/2023).
Dengan deradikalisasi ini diharapkan napiter ini kembali ke paham-paham dan setia dengan NKRI. Di Indonesia keyakinan yang dianut begitu banyak hendaknya harus disikapi dengan positif, bukan dengan secara radikal.
“Kami bersama dengan kepolisian, densus dan lembaga lainnya hanya ingin dan mengajak mereka (napiter) kembali ke pangkuan Indonesia setia dengan NKRI,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala LPP Kelas IIB Yogyakarta, Evu Loliancy mengatakan, dua napiter ini mendapatkan perlakukan dan assesment secara khusus. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Lapas bekerjasama dengan BNPT dan Densus untuk melakukan pembinaan dan assesment.
“Untuk napiter ini kan sifatnya khusus jadi dipisah dengan napi-napi lainnya. Karena ada assesment berbeda dan lebih mendetail,” ucap Evi.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kembali Beri Sanksi ke ASN, Satu Diantaranya Dipecat
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Habiskan Anggaran 41 Miliar, Puluhan Titik Ruas Jalan Gunungkidul Diperbaiki
-
Politik2 minggu yang lalu
Sunaryanta -Ardi Sisir Basis Muhammadiyah
-
Politik2 minggu yang lalu
Pecah Kongsi PKB-NU di Pilkada Gunungkidul, Ulama Kukuh Tetap Dukung Sunaryanta
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Kapasitas Mulai Penuh, Pemkab Gunungkidul Wacanakan Perluasan TPAS Wukirsari
-
Politik2 minggu yang lalu
Tim Sunaryanta-Ardi Dibentuk, Gabungkan Relawan dan Mesin Partai Langganan Pemenang Pilkada
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kecelakaan Tunggal, Sebuah Mobil Terpental Hingga Seberangi Sungai di Playen
-
Politik3 minggu yang lalu
Show Of Force Sunaryanta-Ardi, Lari ke KPU Bawa Ribuan Relawan
-
event4 minggu yang lalu
Tiang Senja Gelar Pameran Tunggal Bertajuk Api dalam Titik Perhatian
-
Uncategorized3 hari yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Rem Blong, Bus Pariwisata Tabrak Lapak Pedagang di JJLS