Kriminal
Ikrar Haru Dua Perempuan Napi Terorisme Makassar yang Diboyong ke LPP Wonosari


Wonosari,(pidjar.com)–Dua narapidana terorisme yang menjalani hukuman di Lembaga Permasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas IIB Wonosari menyatakan ikrar setia terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Momen haru menyelimuti deradikalisasi yang dihadiri oleh sejumlah aparat penegak hukum dan keluarga para napiter ini.
Dua narapidana terorisme ini adalah Sobah Rahardjo Tjakraningrat dan Aulia Saleh yang masuk pada salah satu jaringan terorisme di Makassar beberapa waktu lalu. Deradikalisasi adalah upaya penegak hukum untuk menetralkan pemikiran napiter yang tidak sejalan dengan aturan aturan negara. Serta melepas biat dua orang ini kepada Abu Bakar Al Baghdadi dan kembali mengakui NKRI.
Satu persatu narapidana terorisme ini membacakan ikrar yang menyatakan kembali untuk cinta dan membangun NKRI. Kemudian pengucapan Pancasila, penghormatan kepada Bendera Merah Putih dan dilanjutkan dengan mencium bendera Merah Putih sebagai bentuk cinta tanah Air.
Momen haru sendiri begitu nampak dari awal hingga akhir, keluarga Sobah (napiter) hadir dan turut menyaksikan dekalarasi deradikalisasi ini. Usai semuanya selesai, Sobah nampak menangis dan memeluk ibu kandungnya yang hadir, pun demikian dengan kedua anaknya.
Kepala Divisi Permasyarakatan Kanwil DIY, Gusti Ayu Putu Suwardani mengatakan, Sobah dan Aulia Saleh merupakan terorisme jaringan JAD dari wilayah Makassar. Keduanya diamankan beberapa waktu lalu, untuk pembinaan terhadap keduanya kemudian dititipkan di Lembaga Permasyarakatan Perempuan Kelas IIB Yogyakarta yang berada di Wonosari.


“Kami mendapat kiriman 2 napiter ini, mungkin saking banyaknya napiter kemudian dikirim ke beberapa lembaga permasyarakatan yang ada di daerah, salah satunya yang ada di Wonosari ini,” papar Gusti Ayu, Kamis (30/03/2023).
Dengan deradikalisasi ini diharapkan napiter ini kembali ke paham-paham dan setia dengan NKRI. Di Indonesia keyakinan yang dianut begitu banyak hendaknya harus disikapi dengan positif, bukan dengan secara radikal.
“Kami bersama dengan kepolisian, densus dan lembaga lainnya hanya ingin dan mengajak mereka (napiter) kembali ke pangkuan Indonesia setia dengan NKRI,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala LPP Kelas IIB Yogyakarta, Evu Loliancy mengatakan, dua napiter ini mendapatkan perlakukan dan assesment secara khusus. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Lapas bekerjasama dengan BNPT dan Densus untuk melakukan pembinaan dan assesment.
“Untuk napiter ini kan sifatnya khusus jadi dipisah dengan napi-napi lainnya. Karena ada assesment berbeda dan lebih mendetail,” ucap Evi.

-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gelaran Dangdut Berujung Kisruh, 1 Pemuda Tewas Tertembak Senjata Laras Panjang
-
Hukum2 minggu yang lalu
Kronologi Tertembaknya Aldi, Warga Sempat Serbu Polisi Pelaku
-
Kriminal2 hari yang lalu
Berawal Lempar Kursi ke Pengendara Motor, Pemuda Tenggak Miras Dimassa
-
Sosial1 minggu yang lalu
Traktor Bantuan Pemerintah Untuk Petani Gunungkidul
-
Politik2 minggu yang lalu
Politisi Gaek Gunungkidul Banyak Lari ke Tingkat Provinsi, Bakal Caleg Daerah Diisi Wajah Baru
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kebakaran Hebat di Girisekar, Rumah Limasan Beserta Isinya Ludes Terbakar
-
Hukum2 minggu yang lalu
Dua Pembunuh Perempuan Hamil Diganjar Hukuman Mati
-
Kriminal6 hari yang lalu
Tukang Kibul Jadi Buron, Korbannya Rugi Rp 250 Juta
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Terjatuh di Lantai 2 Gedung DPRD Gunungkidul Baru, Pekerja Meninggal Dunia
-
Politik2 minggu yang lalu
Support Penuh Yeny Wahid Untuk PSI Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Taman Parkir Segera Direhab dengan Rp 2,3 Miliar
-
Hukum2 minggu yang lalu
Kapolsek Girisubo dan 5 Anggota Turut Diperiksa, Briptu MK Terancam Pecat