Pemerintahan
Imbas Buruk LSD Belum Tertangani, Peternak Kian Menjerit






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Munculnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi dikeluhkan oleh peternak. Pasalnya, Gunungkidul yang dikenal sebagai gudang ternak ini justru sering muncul penyakit yang merugikan peternak. Sebelum menyebarnya LSD, berbagai penyakit seperti Anthrax serta Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) juga sempat menyerang sapi di Gunungkidul.
Salah seorang peternak di Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari, Seno, mengatakan jika munculnya berbagai penyakit yang menyerang sapi membuat peternak kian merugi karena menurunkan harga jual sapi di pasaran. Kondisi itu menurutnya diperparah dengan naiknya harga polar yang menjadi kebutuhan pakan sapi bagi peternak. Disebutnya jika harga satu sak polar yang tadinya Rp. 350 ribu kini naik signifikan menjadi Rp. 450 ribu.
“Ketergantungan peternak sapi dengan pakan pabrik ini cukup tinggi, utamanya untuk penggemukan,” jelasnya.
Dijelaskan Seno, penyebaran berbagai penyakit seperti Anthrax, PMK, serta LSD membuat banyak sapi yang tidak laku saat dibawa ke pasar hewan. Ditengah anjloknya harga sapi, biaya pemeliharaan sapi turut melonjak.
“Kalau dihitung-hitung ya rugi, apalagi termasuk waktu dan tenaga padahal itu salah satu tabungan kami sebagai peternak,” imbuhnya.







Sementara itu, pedagang sapi di Pasar Siyonoharjo, Mursinah, menyebut jika saat ini pedagang enggan membawa sapinya ke pasar hewan karena takut tertular penyakit. Kondisi itu membuat peternak dan pedagang sapi tidak bisa berkutik. Diharapkan kondisi ini akan cepat membaik agar peternak dan pedagang sapi bisa bergeliat seperti biasanya.
“Ada himbauan juga dari Dinas Peternakan supaya sapi yang terinfeksi LSD tidak dibawa dulu ke pasar,” terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, mengatakan jika menyebarnya LSD di Gunungkidul turut berpengaruh terhadap aktifitas warga di pasar hewan. Dalam penanganannya, di setiap pasar hewan sudah terdapat petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul untuk melakukan screening sapi yang dibawa. Berbeda dengan PMK, pihaknya memastikan tidak akan sampai menutup pasar hewan untuk menanggulangi penyebaran LSD.
“Pengaruhnya ada penurunan cukup signifikan pedagang sapi yang menjual sapinya di pasar, paling tidak 30% sampai 40% penurunannya,” pungkas Kelik.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter