Sosial
Jumat Berkah, Komunitas DSD/SDS Bagikan Air Bersih ke Korban Kekeringan






Tepus,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kebutuhan akan air bersih masih menjadi hal yang mendesak bagi masyarakat. Tidak maksimalnya fungsi saluran PDAM semakin menambah derita masyarakat saat musim kemarau tiba. Hal ini tentunya mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak yang peduli akan penderitaan warga Gunungkidul korban kekeringan. Seperti yang dilakukan oleh komunitas Dikmaba Sembilan Delapan / Sepolwan Delapan Sembilan (DSD/SDS) Polres Gunungkidul yang memberikan bantuan dropping air di wilayah Padukuhan Pakel, Desa Tepus, Kecamatan Tepus pada Jumat (06/09/2019) kemarin.
Koordinator aksi bakti sosial DSD/SDS, Iptu Sofyan Susanto menjelaskan, aksi kali ini merupakan bakti sosial kedua yangn dilakukan oleh DSD/SDS. Sebelumnya, komunitas DSD/SDS menyasar wilayah Kecamatan Panggang. Bukan tanpa alasan, kegiatan bakti sosial ini merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang saat ini kesulitan mendapatkan air bersih.
“Kali ini ada 10 tangki air yang kami distribusikan. Kita berikan karena masyarakat memang sangat membutuhkannya,” ujar Sofyan, Jumat siang.
Ia menambahkan, dana yang digunakan dalam bakti sosial jumat berkah ini hasil dari kas yang selama ini terkumpul. Pihaknya melihat, di wilayah Tepus jaringan PDAM tidak berfungsi secara maksimal. Selain itu harga air bersih saat ini juga cukup mahal.
“Semoga menjadi manfaat bagi masyarakat. Karena kita prinsipnya hanya berbagi tidak ada motif lain,” ucap dia.







Sementara itu, Kepala Pelakasana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul mengatakan, musim kemarau diprediksi akan terjadi sampai November tahun ini. Kegiatan dropping oleh BPBD sendiri saat ini terus dilakukan.
“Selama kami melakukan dropping kami belum mendapatkan laporan adanya wabah penyakit yang melanda masyarakat, lebih jelasnya bisa ke Dinas Kesehatan,” katanya.
Hingga musim kering tahun ini pihaknya telah menghabiskan anggaran kurang lebih Rp 300 juta. Jumlah tersebut hampir menyentuh seluruh total anggaran yang ada yakni, Rp 530 juta.
“Jika hingga bulan Oktober tidak kunjung hujan dan anggaran penanggulangan kekeringan habis maka kita dapat berkoordinasi dengan provinsi hingga pemerintah pusat untuk menambah anggaran,” pungkas dia.