Pendidikan
Kepala SMP Se-Gunungkidul Ikuti Lomba Best Practice, Al-Mujahidin Raih Medali Emas






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kabupaten Gunungkidul menggelar lomba kepenulisan best practice. Seperti yang diketahui, best practice sendiri merupakan sebuah karya tulis yang menceritakan pengalaman terbaik dalam penyelesaian masalah yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikan sehingga mampu memperbaiki mutu layanan pendidikan dan pembelajaran.
Sabtu, (25/01/2020) pagi tadi, MKKS SMP se-Gunungkidul mengumumkan pemenang perlombaan ini. Sedikitnya lima kepala sekolah di Kabupaten Gunungkidul mendapatkan medali ini. Kelimanya yakni Agus Suroyo, Kepala SMPM Al Mujahidin Wonosari; Purwanto, Kepala SMPN 2 Wonosari; M Nurhadi, Kepala SMPN 1 Wonosari; Tumijo, Kepala SMPN 2 Karangmojo dan Agustinus, Kepala SMPN 3 Tanjungsari.
Kepala Dinas Pendidikan Pemudan dan Olahraga, Bahron Rasyid mengatakan, perlombaan ini digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan penyelesaian permasalahan yang akan dilakukan kepala sekolah. Menurutnya, di lingkungan kerja sebagai pendidik maupun tenaga kependidikan yang dituntut harus memberi layananan terbaik bagi peserta didik tentu sarat dengan permasalahan.
“Tentu dengan kepenulisan best practice ini mampu menjadikan tenaga kependidikan maupun pendidik profesional,” ujar Bahron, Sabtu siang.
Lebih lanjut pihaknya berharap, dengan digelarnya perlombaan semacam ini, kepala sekolah semakin maksimal dalam pengembangan diri. Meningkatkan kompetensi yang nantinya sebanding lurus dengan peningkatan mutu layanan.







“Harapannya dalam pemberian layanan bisa maksimal,” ucap dia.
Sementara itu, peraih medali emas yang juga merupakan Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Al Mujahidin, Agus Suroyo mengatakan, dalam perlombaan ini ia mengangkat judul Penerapan Siklus Sistem Penjamin Mutu Internal Pada Program Bina Prestasi di SMPM Al Mujahidin. Berangkat dari capaian prestasi sekolah pada empat tahun terakhir, Agus sendiri membuat trobosan baru secara khsusus dengan pembinaan prestasi dengan tujuan meningkatkan prestasi siswa di luar prestasi selain tes.
“Program ini didesain untung memetakan minat dan bakat siswa, dengan demikian setelah dipetakan siswa yang terlihat bakatnya akan dibina oleh pendidik dengan harapan mampu memenangkan berbagai macam perlombaan,” beber Agus.
Setelah mampu memetakan permasalahan perolehan prestasi siswanya yang belum maksimal ini, Agus mengatakan, sedikitnya ada tiga manfaat yang diperoleh oleh sekolah. Ketiganya yakni bagi pendidik, program bina prestasi dapat dijadikan refrensi dalam peningkatan prestasi, bagi siswa program ini memberikan peluang untuk mengembangkan potensinya.
“Kemudian untuk sekolah sendiri bisa dijadikan terobosan dalam peningkatan prestasi,” jelas dia.
Terbukti, atas praktiknya dalam penyelesaian masalah ini, sekolah yang ia pimpin mampu meraih sejumlah prestasi dan perlombaan. Terakhir pada tahun ajaran 2016/2017 terdapat 13 prestasi kecamatan, 16 prestasi kabupaten, 1 provinsi, 2 nasional dan 4 prestasi internasional.
“Dengan kepenulisan best practice ini tentu saja kami berharap, capaian prestasi dan penyelesaian masalah ini mampu menjadi refrensi masyarakat secara luas,” tandas Agus.