Sosial
Kerja Bakti Warga Kajar Heboh, Pohon Keramat Berusia Ratusan Tahun Yang Tumbang Bisa Kembali Tegak Berdiri






Wonosari, (Pidjar.com)–Warga Padukuhan Kajar 1, Desa Karangtengah, Kecamatan Wonosari dibuat heboh oleh sebatang pohon. Pohon ijo yang telah berumur ratusan tahun dan berdiameter lebih 3 meter mendadak tegak berdiri kembali setelah diketahui roboh karena bencana hujan angin pada Senin (18/03/2019) silam. Pada Kamis (21/03/2019) siang tadi, batang kayu yang sudah membujur ke arah timur perlahan-lahan bisa berdiri dan pulih seperti sediakala seperti sebelum tumbang. Ratusan warga setempat maupun dari wilayah lain kemudian berduyun-duyun ke lokasi pohon yang banyak dipercaya adalah pohon keramat tersebut untuk melihat secara langsung fenomena aneh yang terjadi tersebut.
Dukuh Kajar I, Wulandari menjelaskan, Pohon Ijo yang tumbang tersebut berada di Sumber Kali Tuk Kajar. Pasca diketahui tumbang pada saat hujan angin Senin lalu, pihaknya berinisiatif untuk bekerja bakti mengevakuasi batang pohon. Lantaran diameter pohon tersebut berukuran sangat besar, maka dibutuhkan banyak orang untuk kerja bakti membersihkan ranting dan cabang pohon tersebut.
“Batangnya saja setinggi puluhan meter, maka sejak pagi tadi saya mengerahkan warga untuk kerja bakti membersihkan ranting dan cabangnya. Penyebab pohon itu tumbang tidak diketahui, yang jelas pada hari Senin pagi lalu sudah rebah ke arah timur,” kata Wulandari.
Untuk mewujudkan pembersihan lahan tersebut, warga Padukuhan Kajar juga melibatkan jajaran TNI/Polri hingga Badan Penanggunalangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul. Didatangkan alat-alat seperti chain shaw dan sejenisnya untuk membersihkan cabang dan ranting.
“Pukul 12.00 WIB itu warga beristirahat makan siang, namun tiba-tiba pohon yang sudah tinggal batang itu mendadak bisa berdiri sendiri dan tegak pada tempat semula,” tambahnya.







Sontak hal ini memancing banyak orang untuk datang dan membuktikan kebenaran informasi pohon ajaib tersebut. Hingga saat ini saja masih banyak yang berdatangan ke lokasi.

Warga yang berduyun-duyun ke lokasi pohon keramat yang kembali tegak berdiri tersebut
Sementara itu menurut Bakri, juru kunci Kali Tuk Kajar, peristiwa roboh dan berdirinya Pohon Ijo agar jangan terlalu dibesar-besarkan. Sebab itu bisa menimbulkan multi persepsi yang mengarah kepada hal yang berbau menyekutukan Tuhan.
“Yang jelas pohon itu usianya memang sudah lewat dua ratus tahun. Nah setiap melewati usia se abad, pohon itu memperingatinya dengan tumbang dan lantas berdiri kembali. Itu yang saya tahu secara turun temurun dari juru kunci sebelumnya, yakni ayah saya Noto Kariyo almarhum,” jelas Bakri.
Setiap menginjak usia seratus tahun, secara ajaib pohon ijo tersebut akan tumbang dan lantas berdiri sendiri. Itu akan menjadi petunjuk bagi orang-orang yang beriman atas kuasa Allah SWT bahwa tidak ada hal mustahil di dunia ini.
“Prosesi tumbangnya pohon ijo itu sudah terjadi kedua kalinya. Kalau yang pertama dahulu, saya pun belum lahir. Juru kuncinya masih kakek saya, Eyang Kasan Iksan almarhum. Dan cerita itu turun temurun hingga kepada saya. Kalau ditelaah itu tidak rasional, namun itulah faktanya dan banyak sesepuh Padukuhan Kajar yang mempercayai cerita ini,” katanya.
Keunikan Pohon Ijo ini sendiri, sambung Bakri, tak lepas dari sejarah suksesi Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sebab sejak era Sultan Hamengkubuwono VII, konon selalu melakukan pertapaan di Kali Tuk Kajar untuk kepentingan Kraton.
“Yang jelas setahu saya terakhir yang bertapa di Tuk Kali Kajar adalah Sultan Hamengkubuwono IX. Saat pohon itu tumbang kemarin, saya sudah tidak kaget sebab mendapatkan petunjuk lewat mimpi beberapa malam sebelumnya,” lanjut Bakri.
Bakri meyakini, tumbangnya Pohon Ijo itu tidak lepas dari kuasa Allah SWT. Yang jelas pasca tumbang dan tegaknya pohon ijo tidak ada musibah atau hal yang tidak diinginkan.