fbpx
Connect with us

Sosial

Pemkab Gunungkidul Tak Akan Lagi Andalkan Dropping Air Dalam Penanganan Kekeringan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Musim kemarau yang cukup panjang pada kali ini berdampak pada bencana kekeringan yang cukup parah. Upaya dropping air bersih yang menjadi andalan dirasa tidak berdampak cukup signifikan meski selama ini sangat membantu masyarakat. Untuk itu, tahun depan pemerintah berencana mencari solusi lain agar dapat mengatasi fenomena tahunan itu. Sejumlah riset dijanjikan pemerintah untuk mengetahui adanya sumber air bawah tanah. Harapannya, sumber air tersebut dapat diangkat untuk mengatasi sulitnya ketersediaan air.

Sekretaris Daerah Gunungkidul, Drajat Ruswandono mengatakan, untuk tahun 2020 mendatang, pemerintah tidak akan lagi mengandalkan dropping air untuk mengatasi kekeringan. Pihaknya berencana untuk melakukan riset untuk mencari aliran sungai bawah tanah yang kemudian bisa dimanfaatkan masyarakat.

Berita Lainnya  Gelombang Tinggi Kembali Terjang Pantai Selatan Gunungkidul, Nelayan dan Wisatawan Diminta Waspada

“Kami akan melakukan riset untuk mencari aliran sungai bawah tanah, sungai tersebut rencananya akan dibendung. Lalu setalah dibendung air akan naik ke permukaan, tinggal kita mencari di mana rembesan air dan di lokasi tersebut nanti akan dilakukan pengeboran,” ucap Drajat, Senin (25/11/2019).

Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan pemetaan air bawah tanah untuk mengetahui aliran sungai. Selama ini, hanya diketahui masuk dan keluar air saja, sedangkan pola di mana mengalirnya belum dapat diketahui.

“Saya dulu pernah menghitung saat di pertambangan kita petakan semua potensi air bersih di DIY kita sebenarnya tidak kalah dengan Kulonprogo tetapi yang menjadi masalah potensi air di Gunungkidul berada di bawah tanah,” katanya.

Dirinya menambahkan, realisasi terdekat ialah dengan melakukan pengeboran tanah untuk membuat sumur. Pasalnya, dalam waktu dekat ini, Pemkab Gunungkidul akan mendapatkan hibah dari Balai Besar Serayu Opak berupa puluhan sumur bor.

Berita Lainnya  Diarak Ribuan Warga, Bedug Terbesar Kedua di Gunungkidul Berbahan Kayu Sengon Buto

Sementara itu Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan wahyudi menambahkan, pihaknya akan menggandeng pihak ketiga untuk mengatasi permasalahan air bersih di Gunungkidul. Belum lama ini, dirinya menyaksikan secara langsung pengangkatan air di wilayah Kecamatan Purwosari dan menurutnya hasilnya cukup luar biasa.

“Kalau untuk pembuatan sumur bor mulai dari menengah dapat menelan biaya pembangunan sebesar Rp 350 juta sedangkan yang berukuran besar dapat menelan anggaran hingga Rp 1,5 miliar,” urai Immawan.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler