fbpx
Connect with us

Peristiwa

Kesaksian Lewung, Selamatkan Diri Berenang Bersama Istri Menembus Derasnya Arus Banjir Yang Hancurkan Pantai Ngrenehan

Diterbitkan

pada

BDG

Saptosari,(pidjar.com)–Lewung (59) dan istrinya, Lasiyem warga Padukuhan Gebang, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosati menjadi saksi hidup derasnya banjir yang menghancurkan kawasan Pantai Ngrenehan, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari. Ia nyaris hanyut terbawa derasnya arus banjir yang mengarah ke laut. Beruntung ia bersama istrinya berhasil selamat setelah berenang sejauh puluhan meter ke dataran yang lebih tinggi.

Lewung sendiri setiap harinya berprofesi sebagai nelayan. Saat malam, ia membantu istrinya berjualan di lapak di tepi Pantai Ngrenehan. Namun, dua hari terakhir ia tidak melaut lantaran hujan deras memaksanya beristirahat.

Lewung yang hampir kehilangan nyawanya saat banjir menerjang Pantai Ngrenehan

Lewung menceritakan, sesaat sebelum banjir datang, kondisi di kawasan Pantai Ngrenehan gelap gulita karena listrik padam. Saat itu, ia mendengar suara gemuruh. Meski sempat curiga, namun ia mengira suara itu hanyalah suara angin saja.

Berita Lainnya  Satu Tewas Satu Kritis Dalam Kecelakaan Maut di Semin, Motor Sempat Terseret Puluhan Meter

“Saya memanggil istri saya untuk mencari senter (lampu penerang). Tapi saat meraba-raba lantai, istri saya bilang kalau ini ada air masuk warung,” kata Lewung kepada pidjar.com, Senin (18/03/2019).

Seketika pula dengan sangat cepat, sekitar pukul 24.00 WIB, volume air semakin banyak. Ia kemudian keluar rumah namun air dari arah utara semakin deras.

“Istri saya sudah menangis, saya tidak bisa melihat sekitar karena gelap. Saat itu saya bingung ini tsunami apa banjir karena juga ada air juga dari arah pantai,” kata Lewung.

Khawatir melihat istrinya menangis, Lewung kemudian menarik tangan istrinya tersebut. Sembari membaca doa dan berpasrah kepada Tuhan, dirinya berusaha berenang untuk mencari lokasi lebih tinggi.

Berita Lainnya  Operasi Gabungan Dishub dan Polisi, Belasan Kendaraan Dengan KIR Mati Terjaring

“Air sudah sampai dagu, sekitar 1,5 meter, saya berenang sambil memegang tangan istri saya sejauh 50 meter,” kata dia.

Sesampainya ke dataran lebih tinggi, ia kemudian mencari jalan yang aman untuk pulang ke rumah. Beruntung, sampai di rumah mereka tidak sampai mengalami luka serius.

“Saya baru pulang pagi tadi, gubuk di mana kami berjualan sudah hilang entah kemana. Barang yang tersisa saya bawa pulang, sementara saya tinggal di rumah,” ungkap dia.

Kondisi Pantai Ngrenehan yang hancur diterjang banjir

Sementara itu, warga di kawasan Pantai Ngrenehan, Sugeng Peso mengatakan, sejumlah lapak milik pedagang hilang. Pun juga dengan kapal dan jaring hanyut ke laut.

Berita Lainnya  Hingga Hari Kedua Korban Laka Laut Pantai Sedahan Tak Kunjung Ditemukan, Tim Gabungan Perluas Area Pencarian dan Tambah Personel

“Lapak ada 3 yang hilang, 4 kapal hilang, 6 rusak tidak bisa digunakan lagi, 500 jaring hilang,” kata dia.

Pantauan di kawasan Pantai Ngrenehan, petugas kepolisian, TNI dan warga masyarakat berjibaku melakukan evakuasi. Kondisi pantai sendiri saat ini hancur dengan sejumlah bagian mengalami longsor. Satu bangunan kelompok pengawas masyarakat (Pokmaswas) nyaris rubuh lantaran tanah di bagian pondasi sudah habis terkisis air.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler