fbpx
Connect with us

event

Kombinasikan Kethoprak, Dagelan dan Teater di Satu Panggung, TBY Gelar Pentas Rebon 2024

Diterbitkan

pada

BDG

Jogja, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Taman Budaya Yogyakarta (TBY) akan menggelar pentas yang mengkolaborasikan kethoprak, dagelan dan teater dalam satu panggung. Pentas tersebut akan digelar setiap Rabu Wage mulai 22 Mei 2024 di TBY.

Kepala TBY, Purwiyati mengatakan, konsep kolobarasi kethoprak, dagelan dan teater ini diusung berbeda. Sebab akan ada keterlibatan seniman dari kabupaten/kota. Harapannya, penyelenggaraan ini akan memberi edukasi sehingga timbul dampak positif bagi masyarakat.

“Kami ingin apa yang dilakukan TBY bisa membawa hal positif baik bagi masyarakat maupun seniman. Konsep satu panggung harapannya bisa tercipta saling mendukung satu wilayah dan lainnya. Bisa saling sharing kekurangan dan kelebihan satu sama lainnya,” ungkapnya dalam konferensi pers di TBY, Senin (20/5/2024).

Berita Lainnya  Mulai Bermekaran, Ribuan Wisatawan Mulai Kunjungi Kebun Bunga Amarilis

Menurut Purwiyati, pada tahun ini Pentas Rebon digelar pada 22 Mei 2024, 26 Juni 2024, 4 September 2024, 9 Oktober 2024 dan 13 November 2024 mulai pukul 19.00 WIB. Ia berharap ruang tersebut bisa menggali potensi dan meregenerasi seniman-seniman dari kabupaten/kota DIY.

“Terbuka untuk umum dan gratis. Pertunjukan ini juga dapat disaksikan melalui channel Youtube Taman Budaya Yogyakarta. Untuk Teater dari Kabupaten Gunungkidul mengangkat judul Malang Katresnan, Dagelan Mataram dari Kabupaten Bantul mengangkat judul Seragam Anyar Gawe Onar, sedangkan Kethoprak dari Kabupaten Sleman mengangkat judul Asmara Barathayuda,” ujarnya.

Koordinator Dagelan Mataraman, Edo Nurcahyo menambahkan, kemasan penampilan nantinya akan dibuat menarik agar disukai masyarakat. Kolaborasi seniman senior dan junior juga dilakukan agar regenerasi Dagelan Mataraman di Yogyakarta ini bisa berjalan dengan baik.

Berita Lainnya  Libur Imlek, Retribusi Wisata Raup Hampir Setengah Miliar

“Nanti teman-teman akan tampil selama 40 menit. Membawakan hal menarik, kami juga sertakan seniman senior untuk mengatrol anak-anak muda yang ada di Baskom. Harapan kami pertunjukkan nanti menjadi menarik untuk dinikmati,” imbuhnya.

Sementara Koordinator Kethoprak, Sugiman mengatakan, kesenian harus tetap bergerak mengikuti jaman agar tidak punah. Namun tetap ada rasa yang harus dipertahankan dan tak boleh hilang. Karenanya, ia memastikan hal itu ada di seni Kethoprak.

“Pada 2000-an awal dulu regenerasi sempat terhenti, karena para senior dahulu sakleg dengan seni Kethoprak. Kemudian munculnya kethoprak muda, justru melahirkan genre baru. Kemudian ada tim pengembangan kethoprak yang nyambung dengan senior. Di Rebon ini, kami mencoba menyambungkan terus kethoprak agar tidak punah, menyatukan senior dan anak muda,” pungkasnya.
(Ken).

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler