Sosial
Lebih Ramah Lingkungan dan Sehat, Warga Dihimbau Gunakan Daun Jati Untuk Bungkus Daging Kurban






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi menghimbau masyarakat untuk menggunakan daun jati sebagai pembungkus daging kurban pada hari raya idul adha 11 Agustus 2019 mendatang. Selain untuk mengembalikan kearifan lokal, penggunaan daun jati ini jauh lebih ramah lingkungan dibanding dengan penggunaan plastik daur ulang.
Immawan mengatakan, himbauan penggunaan daun jati untuk membungkus daging kurban itu memang belum secara resmi dikeluarkan Pemkab Gunungkidul. Akan tetapi dirinya telah melakukan komunikasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk meneruskan gagasan tersebut.
“Kalau surat edaran resmi dari pemkab Gunungkidul memang belum ada, namun bupati maupun OPD terkait lingkungan hidup sudah berkampanye untuk mengurangi sampah plastik,” ujar Immawan, Senin (05/08/2019).
Ia menjelaskan alasan munculnya gagasan itu adalah untuk mengembalikan kearifan lokal yang ada. Sehingga nanti akan membangunkan memori masyarakat tentang Gunungkidul tempo dulu. Selain itu, penggunaan daun jati juga lebih aman dibanding dengan plastik.
“Kalau menggunakan plastik apalagi yang berwarna hitam dapat mengakibatkan 2 penyakit yang pertama adalah penyakit lingkungan berupa sampah plastik yang kedua adalah penyakit yang bisa diderita seseorang,” ucapnya.







Dikatakannya, plastik yang berwarna hitam menurutnya adalah plastik dari hasil daur ulang yang sangat berbahaya. Sebab di dalam komponen pembuatannya mengandung unsur zat berbahaya dan jika sampai masuk ke dalam tubuh manusia dapat memicu penyakit.
“Selain itu jika dikemas dengan menggunakan daun jati daging sapi atau kambing lebih awet dan lebih enak ketika diolah menjadi makanan,” imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Kabupaten Gunungkidul Bambang Wisnubroto mengatakan, menyambut hari raya kurban ini pihaknya telah menyiapkan beberapa persiapan pengawasan hewan kurban. Terlebih untuk wilayah yang termasuk terpapar anthraks. Nantinya, petugas akan melakukan pengujian sampel pada tanggal 6 dan 7 Agustus 2019.
Bambang menambahkan, ditemukannya antraks di wilayahnya tidak terlalu berpengaruh kepada penjualan hewan ternak keluar ke Gunungkidul. Namun untuk hewan ternak yang berasal dari Grogol 4 belum ada yang keluar karena daerah tersebut mendapatkan pengawasan yang ketat.
“Kalau sapi yang sudah divaksin boleh keluar tetapi jika ada ditemukan sapi di daerah Grogol 4 yang terkena antraks kembali maka hewan ternak dari Grogol 4 tidak boleh keluar,” pungkasnya.