Budaya
Lestarikan Warisan Leluhur, Warga Kampung Pitu Tak Berani Gelar Pentas Wayang Kulit






Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kampung pitu merupakan sebuah perkampungan di Kalurahan Nglanggeran, Kapanewon Patuk. Di mana kampung ini berada di puncak Gunung Api Purba Nglanggeran. Sesuai dengan namanya, kampung ini hanya dihuni oleh 7 Kepala Keluarga (KK) saja. Meski jaman berkembang pesat, namun warga di kampung ini tetap menjunjung tinggi adat dan tradisi leluhurnya. Selain itu kampung pitu juga memiliki pantangan, yakni tidak diperbolehkannya ada pagelaran wayang kulit.
Salah seorang tokoh masyarakat Kampung Pitu, Yatnorejo menceritakan bahwa masyarakat yang tinggal di wilayahnya masih sangat memegang teguh warisan leluhur. Salah satunya ialah adanya pantangan pagelaran wayang kulit.
Hal tersebut mungkin akan terasa cukup aneh. Pasalnya, pagelaran wayang kulit di wilayah lain merupakan sebuah pertunjukan yang sangat digemari masyarakat.
Kendati demikian, Yatnorejo tidak dapat menjelaskan secara rinci perihal apa yang akan terjadi bila masyarakat menggelar wayang kulit. Masyarakat dijelasakn Yatnorejo hanya meyakini tinggalan leluhur tersebut dan tetap mematuhinya.
“Adanya larangan itu karena ada gunung di sini (Kampung Pitu) yang diberinama wayang maka tidak boleh ada pertunjukan wayang kulit. Sampai saat ini, anjuran itu masih kita pegang bersama,” ujar Yatnorejo.







Selain pantangan itu, Kampung Pitu juga masih memegang erat tradisi leluhur. Diantaranya, masyarakat sekitar masih menjalankan siklus hidup seperti selamatan menjelang pernikahan hingga meninggal.
“Mau mendirikan rumah pun harus sesuai perhitungan masyarakat jawa pada umumnya, harus ada hari yang tepat. Selain itu ada kenduri,” kata Yatnorejo.
Cerita Terbentuknya Kampung Pitu
Yatnorejo menceritakan terbentuknya kampung 7 ini bermula adanya kawasan puncak gunung tersebut terdapat Telaga Guyangan yang digunakan untuk memandikan kuda sembrani. Di kawasan tersebut ada sebuah pohon berisi pusaka yaitu Kinah Gadung Wulung. Untuk menjaga pohon berisi pusaka itu, pihak keraton kemudian mengadakan sayembara.
Barang siapa yang bisa bisa menjaga pusaka di tempat itu nantinya akan mendapatkan tanah secukupnya untuk dihuni bersama dengan anak cucunya. Ternyata yang bisa menjaga adalah Iro Dikromo. Dari situ dia lah yang berhak tinggal di tanah pucuk gunung dan diwariskan ke anak cucunya.
“Saya adalah generasi kelima yang tinggal di kampung sini,” kata Yatnorejo.
Menurut dia, di Kampung Pitu terdapat 8 rumah tetapi hanya ditinggali 7 rumah yang ditinggali dari awal hingga saat ini. Mereka yang tinggal juga bukan penduduk luar melainkan keturunan Iro Dikromo. Sesuai dengan namanya, selama ini hanya 7 KK yang tinggal di kampunh ini, jika lebih dari jumlah KK tersebut harus keluar.
Sekarang Yantnorejo hanya tinggal bersama istrinya yang bernama Sumbuk di rumah limasan yang baru dipugar tahun lalu. Sementara anak cucunya tinggal di daerah lain, dan sesekali menginap di rumahnya. Seperti orang pada umumnya, penduduk di Kampung Pitu melakukan aktivitas pertanian dan lainnya.
“Ya seperti biasa beraktivitas ke ladang, beternak ataupun kegiatan lain,” imbuh dia.
Meski berada di kampung yang cukup terpencil, namun Yatnorejo bersyukur listrik sudah masuk. Akses jalan juga sudah membaik, belum sejumlah fasilitas umum juga mulai ada. Karena keunikannya, kampung pitu juga banyak dikunjungi oleh wisatawan atau mahasiswa.
Ia juga mengatakan nantinya akan ada salah satu anaknya yang mengantikan dia tinggal di Kampung Pitu jika dirinya meninggal dunia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks