Connect with us

Budaya

Jejak Penyebaran Islam di Gunungkidul, Jayani Simpan Al Quran Tulisan Tangan Berusia Ratusan Tahun

Diterbitkan

pada

BDG

Ponjong,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebuah Al Quran tulisan tangan berusia tersimpan di rumah Jayani Zaini, warga Padukuhan Wonojoyo, Kalurahan Genjahan, Kapanewonan Ponjong. Meski usia kitab suci tersebut sudah ratusan tahun, namun tulisan tangan pada lembaran kertas masih begitu jelas dan tetap bisa digunakan. Hanya saja sebagian halaman depan ada kerusakan kecil.

Al Quran tersebut tersimpan rapi dan diletakkan secara khusus pada kotak kayu miliki Jayani. Sampulnya terbuat dari kulit sudah tak utuh karena ada kerusakan, begitu pula dengan kertasnya. Sebagian sudah rusak termakan usia, akan tetapi tulisan masih terlihat bagus dan dapat dibaca. Pada lembar awal, terlihat ada tulisan Jawa yang kurang jelas. Kertasnya sudah berwarna coklat dan agak kasar.

Menurut Jayani, Al Quran ini sudah turun temurun dari keluarganya. Kemudian, sejak tahun 1997 dia lah yang memiliki kewajiban merawat dan menjaga kitab suci umat islam ini.

Berita Lainnya  Menyimak Cerita Guru Paud yang Mendampingi Bermain di Rumah Para Siswa Selama Pandemi

Pria berusia 67 tahun ini sedikit bercerita tentang asal muasal Al Quran yang ia miliki tersebut. Dari sejarah lisan yang diterima, ada seseorang yang memiliki keturunan Majapahit kala itu menyebarkan agama islam di Gunungkidul. Dia adalah KRT Wiroyudo yang mengenalkan islam pada tahun 1800 an.

“Beliau tinggal di wilayah Umbulrejo tak jauh dari rumah saya ini. Kemudian memiliki dua anak yang disekolahkan ke Arab Saudi, saat pulang ke Gunungkidul keduanya diminta untuk menyiarkan agama islam di wilayah Wonosari dan Tepus,” kata Jayani ditemani istrinya.

Muhammad Ihsan merupakan anak dari KRT Wiroyudo, kemudian mendekati raja di Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat dengan mengabdi sebagai abdi dalem. Kemudian karena jasanya, Ihsan diberi tanah Merdikan sekitar 1 hektare di Padukuhan Wonojoyo dan mempersunting salah seorang perempuan dari keraton.

Berita Lainnya  Libur Imlek, Pantai Selatan Sepi Pengunjung

“Setelah menikah beliau mendirikan rumah limasan dan joglo sederhana. Ia juga mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Rodhatul Qulud. Akhirnya membangun masjid Al Jami’ yang tertulis di sekitar masjid didirikan tahun 1824,” terang dia.

Penyebarluasan islam terus dilakukan oleh keluarga turunan Wiroyudo ini. Sebuah Al Quran bersampulkan kulit juga ditulis tangan, sampai pada akhirnya Jayani mendapatkan mandat untuk menjaga dan merawat Al Quran tersebut. Selain itu ia juga diminta untuk menyuburkan kegiatan masjid Al Jami’.

“Kemungkinan Al Quran ini dibuat sejak masa Muhammad Ihsan untuk menyebarluaskan islam di kalangan masyarakat. Tapi saya kurang paham kapan ditulisnya,” tambah dia.

Ia mengaku masih menggunakan Al Quran itu hingga kini, tetapi tidak sering. Hal itu agar tetap terjaga karena sudah usang dan mudah sobek. Tak jauh dari rumah Jayani masih berdiri kokoh masjid Al Jami. Di teras masjid terdapat bedug, dan uniknya di salah satu bagian atap gentingnya ada yang terbuat dari kayu.

Berita Lainnya  Kumpulkan Seluruh Pegawai, Endah Subekti Kuntariningsih Sentil Kebersihan dan Kinerja Sekretariat Dewan

Masjidnya masih asli sejak awal dibangun ada bagian. Atap yang terbuat dari kayu sejak dulu tidak pernah diganti, jika ada yang rusak diperbaiki. Begitu pula dengan tiang, bedug dan komponen lainnya masih utuh tak ada perubahan.

Kepala Bidang Warisan Budaya, Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Agus Mantara, mengatakan Al Quran, Masjid, dan Bedug sudah menjadi cagar budaya Gunungkidul sejak 2018 lalu. Pemerintah memberikan perhatian khusus agar tetap lestari keberadaannya.

“Untuk Al Quran itu kemungkinan ditulis sekitar tahun 1824. Kedepan bisa menjadi salah satu tujuan wisata religi dan sejara,” ujar Agus Mantara.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler